"Karena petani hanya modal lahan, investor memodali semua. Jadi saya bilang fair dong 50-50, dan investor sudah ok, petani juga ok." kata dia.
Lalu skema kerja sama yang ketiga, pemerintah akan membuat lahan percontohan. Untuk menggarap lahan ini, pemerintah akan menggaet pusat penelitian dari dalam maupun luar negeri. Lahan itu akan digunakan sebagai pusat pelatihan bagi para petani.
Jika proyek di lahan percontohan ini sudah berhasil, ia berujar dananya akan dipakai untuk membiayai tim penyuluh dan membiayai petani yangkurang modal.
Skema yang keempat, pemerintah bakal membuka kesempatan untuk hilirisasi industri. Tujuannya untuk memberikan nilai tambah. Menurut dia, industrinya harus dibangun di dekat kawasan food estate ini. Di antaranya pembangunan gudang pengering, pendingin, dan packing house.
Adapun pemerintah menargetkan pembukaan lahan baru hingga 1.000 hektare untuk proyek food estate Humbang Hasundutan. Di lahan yang berbatasan dengan hutan lindung itu, sebanyak 215 hektare telah dibuka oleh Kementerian Pertanian (Kementan).
Namun hanya 146 hektare yang telah ditanami. Itu pun, separuhnya ditinggalkan petani lantaran tak kuat modal untuk menggarap di musim tanam kedua tanpa bantuan pemerintah.
Hal ini juga disebabkan oleh gagal panen yang terjadi pada tahap pertama. Menurut Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto, lahan food estate belum bisa dimanfaatkan secara optimal untuk menanam komoditas hortikultura lantaran pengkondisian tanah yang terburu-buru.
Kementan mempercepat pembukaan 215 lahan baru dan pengkondisian tanah menjadi kurang dari enam bulan, yakni dari Agustus hingga Desember 2020. Hal itu demi menyelesaikan realisasi anggaran 2020.
"What do you expect? Susah kan? Ya sudah. Memang budaya itu seperti orang mengembalikan telapak tangan?" kata Prihasto saat ditemui Tempo di Coffee Hotel Dolok Sanggul, Sumatera Utara pada Kamis, 26 Januari 2023.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.