TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan raksasa asal India, Adani Group, sedang menjadi sorotan. Musababnya, perusahaan itu dituduh melakukan penipuan akuntansi hingga membuat saham perusahaan yang dimiliki oleh orang terkaya di Asia, Gautam Adani, merosot tajam.
Dikutip dari Chanel News Asia, sebagian besar saham Adani Group turun tajam pada hari Senin. 30 Januari 2023 hingga menyebabkan kerugian sebesar US$ 65 miliar pada saham grup.
Baca: JD.ID Tutup Jadi Trending Topic di Twitter, Ini Respons Warganet
Adani Group memiliki banyak sektor bisnis mulai dari pembangkit listrik, penambangan batu bara, semen, bandara, media, hingga makanan. Beberapa sektor bisnisnya memiliki nilai pasar pada bulan Januari sekitar US$ 220 miliar.
Pada 24 Januari 2023, sebuah kelompok investasi dari Amerika Serikat, Hindenburg Research, menuduh Adani Group melakukan manipulasi saham dan melakukan skema penipuan akuntansi selama beberapa dekade.
Kritikus mengatakan kedekatan Gautam Adani dengan Perdana Menteri Narendra Modi, sesama penduduk asli negara bagian Gujarat, telah membawa keuntungan yang tidak adil bagi kelompoknya dalam memenangkan bisnis.
Investigasi selama dua tahun oleh Hindenburg juga menemukan bahwa kakak laki-lakinya, Vinod Adani, melalui beberapa rekan dekat, mengelola labirin besar entitas cangkang lepas pantai.
Berdasar laporan Hidenburg tersebut, para investor berlomba-lomba menjual saham Adani Group secara besar-besaran, sehingga membuat saham Adani jatuh.
Akibat dari itu, peringkat Gautam Adani sebagai orang terkaya nomor tiga di dunia jatuh ke peringkat ketujuh menurut laporan Forbes. Kekayaannya yang mencapai US$ 22,6 miliar dalam perdagangan Jumat, merugi hingga US$ 45 miliar pada minggu ini.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Baca: Cegah Bobol M-Banking, Ahli Siber Sebut OJK Punya Peran Berikan Standar Keamanan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.