TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis pada Selasa, 31 Januari 2023, dimulai dari Kaspersky meminta masyarakat mewaspadai serangan malware Anubis hingga Sri Mulyani belajar dari Nabi Yusuf.
Perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky, meminta masyarakat mewaspadai serangan malware, karena merupakan spesies yang paling berbahaya, trojan mobile banking. Salah satu yang paling umum di kuartal II 2022 adalah Anubis.
Selanjutnya, ada profil Richard Liu alias Liu Qiangdong yang mendirikan JD.com. JD.ID resmi, anak perusahaan JD.com, baru saja mengumumkan akan menutup operasinya di Indonesia per 31 Maret 2023.
Disusul, heboh-heboh soal dana anggaran pengentasan kemiskinan sekitar Rp 500 triliun yang habis untuk rapat dan studi banding. Pernyataan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atau Menpan RB Abdullah Azwar Anas itu sontak menuai sorotan publik.
Berikutnya, Gubernur Bank Indonesia atau Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan akan melakukan digitalisasi besar-besaran pada 2023. Salah satunya dengan meluncurkan Proyek Garuda, inisiatif yang memayungi eksplorasi desain uang digital bank sentral atau central bank digital currency (CBDC) Indonesia yang disebut Digital Rupiah.
Terakhir, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang belajar dari Nabi Yusuf dalam mengelola siklus ekonomi.
Kelima berita terkini itu terpantau paling banyak diakses oleh para pembaca kanal Ekonomi dan Bisnis tempo.co. Berikut ringkasan lima berita trending tersebut.
1. Pembobolan M-Banking, Kaspersky: Waspada Malware Anubis, Bisa Curi Uang dari Rekening
General Manager of SEA di Kaspersky Yeo Siang Tiong menanggapi maraknya pembobolan mobile banking atau m-banking dengan modus undangan nikah digital yang palsu. Namun selain modus itu, ada yang lebih berbahaya yang patut diwaspadai, yaitu serangan dengan malware.
“Salah satu spesies malware yang paling berbahaya, trojan mobile banking. Salah satu yang paling umum di kuartal kedua tahun 2022 adalah Anubis,” ujar dia kepada Tempo pada Senin, 30 Januari 2023.
Menurut Yeo Siang Tiong, ancaman jenis ini dapat mencuri uang dari rekening bank pengguna ponsel. Biasanya dengan menyamarkan trojan sebagai aplikasi resmi untuk memikat orang agar menginstal malware.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini.
Selanjutnya: Mengenal Richard Liu...