TEMPO.CO, Jakarta - Layanan belanja daring atau e-commerce JD.ID secara resmi mengumumkan untuk menutup layanannya di Indonesia mulai tanggal 15 Februari 2023. JD.ID merupakan anak perusahaan dari salah satu toko online terbesar di Asia (JD.com).
Di pertengahan Desember tahun lalu, JD.ID mengumumkan kebijakan perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). PHK menimpa 200 karyawan di perusahaan e-commerce itu untuk pelbagai posisi. Manajemen menyatakan perusahaan tengah berupaya melakukan efisiensi. Manajemen melihat adanya tantangan perubahan bisnis yang sangat cepat belakangan.
Baca: JD.ID Tutup 31 Maret 2023, Semua Pesanan Dihentikan Mulai 15 Februari
"Salah satu Langkah yang diambil manajemen adalah melakukan perampingan agar perusahaan dapat terus bergerak menyesuaikan dengan perubahan," ujar Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara, dalam keterangannya, Selasa, 13 Desember 2022.
Dia menyatakan JD.ID berkomiten untuk terus memberikan dukungan kepada lebih dari 200 karyawan yang terdampak PHK. Perusahaan yang bermula dari startup itu berjanji memberikan manfaat asuransi serta dukungan berupa talent promoting. Hak-hak lain pun, menurut Setya Yudha, akan dipenuhi.
"Serta hak-hak lain yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku," katanya.
Adapun langkah efisiensi JD.ID ini dilakukan menjelang akhir tahun berbarengan dengan adanya kabar bahwa e-commerce raksasa asal China, JD.com, mempertimbangkan untuk mundur dari pasar di Indonesia dan Thailand. JD.com adalah induk perusahaan JD.ID.
Pada akhir Mei 2022, Director of General Management JD.ID Jenie Simon membeberkan adanya PHK sejalan dengan peninjauan, penyesuaian, hingga inovasi atas strategi bisnis dan usaha.
“Lebih lanjut, JD.ID juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan,” kata Simon pada 26 Juni.
Selanjutnya: Terkait dengan penutupan layanannya di Indonesia....