TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) gagal mencapai target realisasi investasi senilai US$ 31 miliar pada 2022. Menteri ESDM Arifin Tasrif menurutkan kementeriannya hanya mampu mencapai realisasi senilai US$ 26,8 miliar. Angka tersebut menurun ketimbang realisasi pada 2021 yang mencapai Rp US$ 27,5 miliar.
“Realisasi investasi yang kami capai tahun 2022 lebih rendah dari pada yang ditargetkan,” ujar Arifin dalam konferensi pers Capaian Sektor ESDM Tahun 2022 dan Program Kerja 2023 di Kantor Kementerian ESDM, Senin, 30 Januari 2023.
Baca: Luhut Pandjaitan Bahas Insentif Kendaraan Listrik, ESDM: Segera Diumumkan
Dia menuturkan banyaknya capaian investasi di sektor minerba karena proyek pembangunan smelter. "Tapi di sektor migas, terjadi stagnasi karena beberapa kegiatan investasi belum berjalan,” imbuh Arifin.
Arifin mengatakan, investasi sektor migas tahun 2022 mencapai US$ 13,9 miliar. Angka tersebut jauh di atas realisasi sektor minerba senilai US$ 5,6 persen, realisasi sektor energi baru terbarukan (EBT) senilai US$ 1,6 miliar, dan realisasi sektor listrik senilai US$ 5,8 miliar.
Arifin pun berharap tahun 2023 ini terjadi pemulihan realisasi. Kementeriannya pun cukup optimistis dengan memasang target investasi yang lebih tinggi, yakni senilai US$ 33,5 miliar.
Selanjutnya: realisaisi PNBP didominasi sektor mineral dan batu bara ...