"Kalau kami nanam kentang, seperti yang dibilang pemerintah juga kan modalnya Rp 140 juta, ya mana sangguplah kita. Dari mana uang petani segitu banyak. Jadi lahan tidurlah," tuturnya.
Adapun setiap panen, Irma menjual hasil produksinya sendiri melalui tauke atau tengkulak. Ia mengaku hingga saat ini belum ada kerja sama dengan perusahaan manapun untuk menyerap hasil panennya. Karena itu, ia pasrah apabila ada perusahaan yang mau mengolahnya meski dirinya hanya mendapatkan sedikit keuntungan.
"Maunya ada orang yang mengelola ini. Biarlah mau seperempat hasilnya sama kami, enggak apa-apa, yang penting jadi lahan hidup," tuturnya.
Saat dimintai konfirmasi soal banyaknya lahan food estate yang terbengkalai, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan hal itu adalah tanggung jawab petaninya sendiri. Di sisi lain, Prihasto menilai hal itu adalah tanggung jawab Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan.
"Tanya petaninyalah. Masak tanya sama kami. Itu yang saya enggak suka. Jangan ditanyakan terus sama kami, tanya sama petani," ujar Prihasto saat ditemui di Coffee Hotel Ayola Dolok Sanggul, Kamis, 26 Januari 2023.
Menurutnya, Kementerian Pertanian sudah memberikan pendampingan secara intensif. Adapun soal kegagalan panen bawang putih pada tahap pertana, ia mengatakan Kementan memang telah memberikan rekomendasi penanaman komoditas itu. Tetapi, perlu ada proses yang panjang agar hasilnya bisa optimal.
Sementara itu, anak buah Luhut Binsar Pandjaitan yang ditunjuk sebagai Manajer Lapangan megaproyek lumbung pangan ini, Van Basten Pandjaitan, tak menampik bahwa pada tahap pertama, petani masih kesulitan untuk menanam komoditas holtikultura. Van Basten juga mengakui banyak petani yang memilih meninggalkan lahan food estate lantaran kekurangan dana.
Selanjutnya: Saya sudah tanya ke petani....