TEMPO.CO, Pangkalpinang- Komisaris Utama PT Timah Tbk. Muhammad Alfan Baharuddin mendesak jajaran direksi untuk menjalankan pola reklamasi yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat di sekitar lokasi penambangan.
Desakan tersebut seiring dengan dukungan Dewan Komisaris PT Timah Tbk. terhadap program pengembangan minyak Atsiri yang digagas oleh Grup Mineral Industry Indonesia (MIND ID) di Bangka Belitung.
"Dirut dan jajaran harus gas ini. Kita gas. Perhatikan itu. Mana Pak Purwoko (Direktur Operasi PT Timah) ada tidak disini. Direktur Operasi yang mengurusi pasca tambang itu. Reklamasi jangan asal hijau," ujar Alfan saat memberi sambutan di kegiatan penyerahan bantuan program kolaborasi CSR Grup MIND ID di Gedung Mahligai Bangka Belitung, Kamis Malam, 26 Januari 2023.
Alfan juga memberi ultimatum kepada Direktur Utama PT Timah Achmad Ardianto dan jajarannya untuk serius melaksanakan reklamasi yang memberi nilai ekonomis kepada masyarakat.
"Saya ingatkan Direktur PT Timah jangan setengah hati. 100 persen kita dukung masalah ini. Harus kita dukung sampai sukses dan memberikan nilai tambah buat perekonomian Bangka Belitung," ujar dia.
Alfan juga membantah pendapat Komisaris Utama MIND ID Doni Monardo yang menyebutkan mineral timah akan habis dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.
"Tadi Pak Doni berbisik 10 tahun lagi timah habis. Tidak mungkin habis. Percayalah. Itu di Oliver masih 300 ribu ton. Laut tidak mungkin habis. Di darat mungkin saja habis. Karena anugerah tuhan itu turun dari selat Malaka sampai Oliver Pulau Belitung. Timah mengalir terus sepanjang tahun. Tinggal kita kuat-kuatan saja. Insya Allah tidak habis," ujar dia.
Komisaris Utama MIND ID Doni Monardo menambahkan pengelolaan pertambangan harus membangun kolaborasi. Dia meminta manajemen perusahaan tidak hanya diisi oleh keahlian tertentu saja.
"Mohon para direksi, janganlah didalam manajemen itu semuanya orang yang jago metalurgi. Akhirnya tidak mengerti melakukan reklamasi. Tidak nyambung. Jangan asal hijau saja. Harus punya nilai ekonomi disamping punya kepentingan ekonomi," ujar dia.