TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi harga minyak dunia akan melemah di rentang 77,20 hingga 82,20 per dolar AS per barel dalam perdagangan hari ini, Kamis, 26 Januari 2023. Sebelumnya dalam perdagangan Pasar Eropa pada Rabu kemarin, harga minyak dunia berada di level 79,00 per dolar AS per barel.
“Minyak tergelincir pada hari Rabu, menambah penurunan di sesi sebelumnya, karena kenaikan persediaan minyak mentah AS dan kekhawatiran resesi global menghilangkan optimisme untuk pemulihan permintaan di Cina,” ujar Ibrahim melalui keterangan tertulis, dikutip Tempo, Kamis, 26 Januari 2023.
Menurut Ibrahim, harga minyak menurun tajam karena data menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur menyusut pada Januari selama tujuh bulan berturut-turut. Selain itu, ada peningkatan kekhawatiran atas aktivitas yang melambat di konsumen minyak terbesar di dunia.
Sementara, berdasarkan data dari American Petroleum Institute ada peningkatan 3,4 juta barel yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS dalam sepekan hingga 20 Januari 2023. Angka tersebut biasanya menandai tren serupa dalam data pemerintah. Ibrahim berujar, para analis memperkirakan peningkatan 0,9 juta barel dalam inventaris AS—yang telah tumbuh lebih dari yang diharapkan selama empat minggu terakhir.
“Pertumbuhan persediaan AS menunjukkan bahwa pasar diperkirakan akan tetap berlimpah dengan pasokan dalam waktu dekat, yang negatif untuk harga minyak,” ujar Ibrahim. “Tetapi penurunan persediaan sulingan yang berkelanjutan telah menunjukkan bahwa beberapa aspek permintaan minyak mentah di negara tersebut tetap kuat,” imbuhnya.
Faktor lain yang mendorong pelemahan harga minyak, Ibrahim melanjutkan, adalah situasi pasar yang semakin tidak pasti atas pemulihan ekonomi Cina tahun ini. Negara mengurangi sebagian besar pembatasan anti Covid-19, sekaligus bergulat dengan wabah Covid-19 yang berpotensi menunda pemulihan ekonomi.
Terlebih, Ibrahim menyebut laporan minggu ini menunjukkan bahwa oganisasi negara pengekspor minyak tidak mempertimbangkan pengurangan pasokan pada pertemuan berikutnya. Sehingga, diperkirakan akan membuat pasar global dibanjiri minyak mentah dalam waktu dekat. “Bank investasi JPMorgan mengatakan dalam sebuah catatan baru-baru ini bahwa pasokan minyak mentah kemungkinan akan melampaui permintaan pada tahun 2023, yang akan membatasi kenaikan harga yang besar,” ujarnya.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Hari Ini Diprediksi Melemah, Tunggu Pemulihan Ekonomi Cina dan Resesi AS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini