Sementara itu, Syahrul berujar selama 77 tahun Indonesia merdeka, 2022 adalah tahun di mana luas pertanian mencapai yang terbesar yakni mencapai 10,54 juta hektare. Berdasarkan catatannya, angka tersebut naik dibandingkan 2021 yang mencapai 10,41 juta hektare. Produksi padi nasional pada 2022 juga diklaim naik menjadi 54,95 juta ton dan produksi beras mencapai 31,66 juta ton.
"Ini data BPS. Tak pernah kita capai sebelumnya. Bahkan data standing crop kami lebih tinggi. Karena itu mudah-mudahan saya bisa tetap jaga, walaupun berhadapan dengan alam dan tantangan lainnya," kata dia.
Sementara itu, data hasil produksi dari Kementan diragukan sejumlah pihak, mulai dari Bulog, Bapanas, hingga Komisi IV DPR RI. Pada akhir tahun lalu cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog menipis tetapi tak bisa menyerap hasil panen petani lokal karena stoknya tidak mencukupi. Namun Kementan menyanggah pernyataan Bulog dan menyatakan hal itu terjadi lantaran Bulog tak menyerap hasil produksi saat panen raya.
Akhirnya, setelah melalui dua kali rapat koordinasi nasional (rakornas) bersama Presiden Joko Widodo alias Jokowi, pemerintah melalui Bulog memutuskan untuk mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton. Hingga kini, kegiatan impor beras masih berlangsung.
Pada 31 Desember 2022 lalu, BPS, Badan Pangan Nasional, Kementerian Perdagangan, beserta kementerian dan lembaga lainnya yang terkait melakukan survei ke lapangan untuk mengecek hasil produksi dalam negeri. Hasilnya, menurut Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, tak sesuai dengan data yang disodorkan Kementan. "Engga ada. Sudah dicek, tapi di lapangan enggak ada," kata dia.
Baca Juga: Global Melambat, Gubernur BI Yakin Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Mencapai 5,3 Persen
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.