2. Risiko utang turun 1,17 persen
Rasio Utang Rasio utang ikut terkerek naik pada akhir Desember 2022 sehingga berada di posisi 39,57 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 atau secara year-on-year (yoy), rasio utang terhadap menurun dari sebelumnya 40,74 persen. Artinya, turun 1,17 persen.
3. Didominasi SBN
Stafsus Sri Mulyani menilai, Yustinus, masih dalam kategori aman, yaitu karena instrumen surat berharga negara (SBN) mendominasi utang pemerintah.
Bila melihat kue utang pemerintah, sebesar 88,53 persen didominasi SBN, sementara sisanya berupa pinjaman asing.
Dengan strategi utang yang memprioritaskan penerbitan dalam mata uang rupiah, porsi utang dengan mata uang asing diperkirakan akan terus menurun, sehingga risiko nilai tukar juga dapat semakin terjaga.
Lebih dari itu, Kemenkeu juga mencatat, kepemilikan SBN saat ini didominasi oleh perbankan dan diikuti Bank Indonesia, sedangkan kepemilikan investor asing terus menurun sejak tahun 2019 yang mencapai 38,57 persen, hingga akhir 2021 tercatat 19,05 persen, dan per akhir Desember 2022 mencapai 14,36 persen.
Perkembangan ini dinilai sebagai upaya pemerintah yang konsisten dalam rangka mencapai kemandirian pembiayaan dan didukung likuiditas domestik yang cukup.
Baca Juga: Dikritik AHY Soal Utang Negara yang Menumpuk, Begini Jawaban Anak Buah Sri Mulyani
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.