TEMPO.CO, Jakarta - PT Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini berpotensi terkoreksi pada kisaran 6.800-6.900. Indeks kemarin membentuk pola diuji di area trendline pola sejak September 2022.
"Sehingga kemungkinan akan koreksi jangka pendek dalam kisaran 6.800-6.900. Pola sejak Oktober 2022 masih menunjukkan sentimen bullish, selama tidak turun di bawah 6.770," ujar ujar Vice President sekaligus Senior Analis Teknikal PT Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Alfatih dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 25 Januari 2023.
Baca: IHSG Ditutup Tertahan di Zona Merah, Saham GOTO Paling Banyak dan Aktif Diperdagangkan
Dalam analisisnya hari ini, Alfatih turut mengungkapkan sejumlah saham yang perlu dicermati pergerakannya oleh investor. Keempat saham yang dimaksud yakni ANTM, BBTN, BRMS, dan MEDC.
Saham pertama yakni ANTM yang kemarin ditutup di level 2.320. Harga kemarin bergerak flat, namun masih dalam tren naik. Sehingga potensi kenaikan ke arah 2.400-2.460, sebelum menuju target-target kenaikan teoritis dengan batas risiko 2.210.
"BBTN menjadi saham kedua yang patut dicermati. Harga kemarin ditutup di level 1.340 melanjutkan kenaikan dan menunjukkan tembusnya area supply pola-pola sejak Desember 2022. Sehingga berpeluang menguat ke arah 1.360, lalu 1.410 dengan batas risiko kurang dari 1.320," tutur Alfatih.
Ketiga, ada saham BRMS yang ditutup di level 199. Harga kemarin akhirnya berhasil lampaui supply area pola sejak September 2022 di 193 yang sekarang menjadi batas risiko. Meski ada koreksi, selama bertahan di atas 193, maka masih terbuka potensi melanjutkan kenaikan ke arah 208-220-240.
Selanjutnya, saham keempat MEDC yang ditutup di level 1.405. "Harga kemarin masih menguat kencang. Koreksi di bawah 1.350 dapat menghambat kenaikan dalam jangka pendek. Potensi kenaikan ke arah 1.500-1.650," ucap Alfatih.
Baca juga: Samuel Sekuritas: IHSG Menguat Tajam di Akhir Pekan, Sektor Energi Naik Paling Tinggi
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan PT Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.