TEMPO.CO, Jakarta - PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) membeberkan akibat unjuk rasa yang berujung bentrok antarpekerja yang terjadi pada Sabtu pekan lalu di Kawasan Industri GNI di Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Head of Human Resources and General Affairs PT GNI Muknis Basri Assegaf juga meluruskan soal kabar yang beredar adanya penganiayaan oleh tenaga kerja asing (TKA) kepada tenaga kerja Indonesia (TKI). Menurut dia, kabar tersebut tidak benar terjadi. Yang terjadi, kata dia, adanya penyerangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab saat jam operasional pabrik berlangsung.
Baca: Minta PT GNI Perhatikan Pekerja, Wamenaker: Kan Sayang, Kerugian Puluhan Miliar, Ada Korban Jiwa
Muknis menjelaskan, akibat kejadian itu, aktivitas perusahaan terhenti. "Timbul kerusakan parah dan penjarahan di 100 mess karyawan tenaga kerja lokal, perempuan dan tenaga kerja asing. Serta sekitar 6 alat berat dan kendaraan operasional milik perusahaan terbakar,” ujarnya dikutip dari laman resmi PT GNI pada Rabu, 25 Januari 2023.
Perusahaan berjanji akan melakukan investigasi menyeluruh terkait dengan unjuk rasa yang berujung Kerusuhan yang terjadi pada Sabtu, 14 Januari 2023 itu mengakibatkan 2 korban jiwa dan aktivitas perusahaan terhenti.
Selain itu, kata Muknis, orang-orang tersebut juga memprovokasi TKA agar berhenti bekerja. “Dan setelah muncul kericuhan, mereka kemudian membakar dan menjarah mess perempuan tenaga kerja lokal, hingga menjarah mess TNI,” tutur dia.
Menurut dia, perusahaan sangat menyayangkan insiden terjadinya tersebut. Pihak perusahaan terus berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk melakukan investigasi atas terjadinya peristiwa yang bukan saja merugikan perusahaan dan karyawan karena operasional pabrik harus terhenti, tapi juga masyarakat sekitar kawasan Industri.
“Perusahaan juga mengalami kerugian materiil yang cukup banyak, terutama sejumlah alat berat kami serta mess tenaga kerja yang dibakar massa,” ucap dia.
Muknis mengatakan, dalam rangkaian aksi tersebut Polres Morowali Utara berhasil mengamankan 70 orang terduga pelaku. Atas kejadian tersebut, terdapat sekitar 9 orang luka-luka, serta 2 orang tewas (satu TKA dan satu TKI).
Bupati Morowali Utara Delis Julkasson Hehi dan Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi semua sepakat menyayangkan kerusuhan tersebut terjadi. Keduanya juga meminta agar pihak berwajib untuk mengusut tuntas pelaku-pelaku yang terlibat.
Selanjutnya: Wamenaker sebelumnya saat menyambangi PT GNI...