TEMPO.CO, Jakarta - Brand & Marketing Director Wuling Motors Dian Asmahani belum bisa menanggapi lebih jauh bagaimana bentuk insentif mobil listrik yang akan diberikan pemerintah. Dia hanya mengatakan pihaknya akan mempelajari lebih dulu aturan insentif yang dikeluarkan oleh pemerintah.
“Sebenarnya kalau untuk yang insentif kami enggak bisa comment terlalu jauh sih, karena kan kami memang mau tahu sebenarnya regulasinya seperti apa dan kami lagi memperlajari dulu,” ujar dia di Gedung Tempo pada Selasa, 24 Januari 2023.
Baca: Konsumen Meikarta: Kami Sudah Habis Uang, Unit Tidak Dapat, Malah Dituntut
Dian juga mengaku bahwa Wuling Motors Indonesia belum terlalu intensif berkomunikasi dengan pemerintah soal insentif tersebut. “Kalau kami ngomongin beberapa hal tentang industri perizinan, kami berhubungan dengan pemerintah ya. Tapi untuk yang insentif belum ada,” kata dia.
Adapun soal insentif yang ada di negara lain, seperti China, dia mencontohkan, memang ada beberapa jenisnya. Namun, menurut Dian, setiap negara memiliki pertimbangan atau variabel masing-masing yang dijadikan patokan untuk pemberian insetif. “Itu kita tidak bisa bandingkan sih,” kata dia.
Pemerintah berencana menggelontorkan subsidi untuk pembelian mobil listrik senilai Rp 80 juta. Selain mobil, subsidi untuk motor listrik juga akan diberikan sebesar Rp 8 juta dan motor konversi Rp 5 juta. Tak hanya itu, pembeli mobil hybrid bisa mendapat potongan Rp 40 juta. Insentif itu hanya berlaku pada kendaraan listrik yang dibuat di pabrik Indonesia.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid berpendapat Indonesia perlu belajar dari negara lain soal pemberian insentif kendaraan listrik. Ekosistem kendaraan listrik di beberapa negara di Eropa, kata dia, lebih maju karena pemerintah memberikan insentif dalam jumlah besar.
“Contohnya berdasarkan data International Energy Agency (IEA), negara-negara Eropa memberikan insentif mencapai Rp 187 triliun,” ujar dia kepada Tempo pada Ahad, 25 Desember 2022.
Selanjutnya: Sedangkan di China....