Sementara itu, Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Sudin menilai anggaran pada sektor pertanian dan perkebunan perlu dievaluasi. Pasalnya, pengalokasian di dua sektor tersebut sangat besar namun hasilnya tak signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pangan nasional.
"Kami menilai perlu dilakukan evaluasi sejauh mana kegiatan tersebut memberikan kontribusi yang signifikan pada produksi nasional," ujarnya.
Menurut Sudin, anggaran di direktorat peternakan dari tahun ke tahun termasuk yang cukup besar. Namun kinerjanya dalam memenuhi kebutuhan pangan, khususnya produksi daging sapi dalam negeri masih jauh dari harapan.
Komisi IV juga meminta Kementan mengevaluasi realisasi anggaran pada sektor perkebunan. Ia berujar sektor ini sebetulnya diharapkan bisa menjadi andalan dalam meraih devisa. Tetapi pada kenyataannya, menurut dia, surplus komoditas ekspor pertanian adalah hasil kinerja pihak swasta.
"Ini kalau tidak ada pengusaha perkebunan sawit, tidak mungkin meningkat tajam. Karena faktanya pencapaian nilai ekspor dikarenakan pihak swasta. Tidak sepenuhnya dari kinerja Kementerian Pertanian," ujarnya.
Oleh sebab itu, Komisi IV DPR mempertimbangkan agar anggaran untuk Kementan yang tidak memberikan pencapaian signifikan dialihkan ke kegiatan yang lain. Misalnya, anggaran untuk perkebunan kopi dan kelapa.
Hal yang sama juga dinyatakan untuk subsektor pertanian pangan, khususnya untuk komoditas kedelai. Komisi IV DPR juga menyoroti soal anggaran pengadaan alat dan mesin pertanian. Menurutnya, anggaran untuk program tersebut begitu besar sehingga harus dicermati lantaran dinilai masih kecil kontribusinya pada pertanian nasional.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini