TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan soal ragam smber alternatif pembiayaan yang digunakan pemerintah dalam membangun sejumlah universitas Islam negeri di Tanah Air.
Yang teranyar adalah pembangunan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) kampus kedua pada tahap 1 dan 2 melalui instrumen pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN menggunakan surat berharga syariah negara (SBSN).
Baca: Bicara Utang di Universitas Islam, Sri Mulyani Sebut Bulu Kuduk Langsung Berdiri
“Namanya syariah tapi tetap utang, artinya kita bayar kembali dan itu tidak apa-apa, tetap menggunakan syariah," ujar Sri Mulyani dalam sambutannya di acara 'Ground Breaking Ceremony The Development of UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Phase 2', pada Ahad, 22 Januari 2023.
"Instrumennya di desain sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, tetap hati-hati secara keuangan dan secara keislaman, dikelola dengan baik, dibayar kembali dengan baik."
Investasi di sektor pembangunan tak boleh ditunda
Ia menekankan bahwa agar Indonesia agar dapat menjadi negara yang maju, makmur, adil, dan bermartabat, diperlukan investasi di sektor pembangunan yang tidak boleh ditunda. Begitu juga dengan keuangan negara untuk membangun umat seluruh masyarakat Indonesia.
"Terutama para generasi mudanya agar mereka terus maju, menjadi generasi-generasi yang terus bisa mencapai cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Sri Mulyani.
Ia lalu menjelaskan sumber alternatif pembiayaan lainnya seperti dari Arab Saudi dengan total nilai Rp 10 triliun. Rinciannya adalah dari Saudi Fund for development (SFD) sebesar Rp 2,7 triliun dan Islamic Development Bank (IsDB) dengan nilai utang sebesar Rp 7,3 triliun.
“Untuk pinjaman yang sekarang ini yang masih aktif Rp 2,75 triliun. Artinya yang tidak aktif itu sudah kita bayar kembali," ucap Sri Mulyani.
Sejumlah universitas yang dibiayai pembangunannya dari utang lembaga-lembaga itu meliputi UIN Alauddin, UIN Sunan Gunung Djati, UIN Raden Fatah Palembang, UIN Walisongo Semarang, UIN mataram, UIN Sunan Ampel Surabaya, Institut Agama Islam nasional Raden Intan Lampung, IAIN Sultan Taha Saifudin Jambi, IAIN Antasari Banjarmasin, IAIN Imam Bonjol Padang, dan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Selanjutnya: "Itu kita bangun semuanya dengan..."