TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi LRT Jabodebek dari PT KAI (Persero) Mochamad Purnomosidi tidak berkomentar banyak soal rencana pembangunan tahap dua dari proyek sepur kilat. Jika melihat Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, kata dia, pembangunan tahap dua itu rute dari Cibubur ke Bogor.
“Kalau melihat ke Perpres itu memang tahap berikutnya ke Cibubur sampai Bogor, kemudian dari Dukuh Atas sampai Palmerah, Senayan dan ke Grogol. Tapi sekali lagi kami masih menunggu penyelesaian ini (tahap satu). Kita akan buktikan bahwa ini selesai dulu,” ujar dia di Depo LRT Jabodebek, Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa, 17 Januari 2023.
Baca: Bappebti: Transaksi Aset Kripto Mencapai Rp 296,66 Triliun Sepanjang 2022
Setelah tahap satu selesai, Purnomosidi mengatakan, baru akan melangkah tahap berikutnya. Sebenarnya, menurut dia, dari segi investor dan lain sebagainya cukup banyak yang berminat. Namun, pihaknya tetap masih fokus pada operasi LRT Jabodebek pada Juli 2023 terlebih dulu.
“Karena ini kan pertama ya dengan jarak jauh, dengan kecepatan, ya variatif tapi sampai 80 km/jam itu baru pertama kali di Indonesia,” ucap Purnomosidi.
Dia pun berharap bahwa angkutan urban seperti LRT Jabodebek bisa semakin panjang rutenya. “Tapi sekali lagi kan tidak hanya itu, tapi juga butuh investasi dan lain sebagainya. Ini perlu kami diskusikan dengan pemerintah terkait dengan investasi yang diperlukan,” tutur dia.
Purnomosidi juga menjelaskan update dari proyek LRT menjelang operasional pada Juli 2023. “Jadi overall progres kami sudah 88,4 persen.”
Menurut dia, saat ini hanya menyisakan soal pengujian di lintas pelayanan satu (LP1), LP2, LP3, dan depo. Adapun secara infrastruktur, Purnomosidi menjelaskan, semua sudah selesai. “Sekarang kami sedang menguji, bagaimana menghilangkan peran atau fungsi seorang masinis. Kami hilangkan, diganti dengan sistem,” ucap dia.
Untuk uji lintas pelayanan satu, disebutnya sudah selesai. Bahkan, kata Purnomosidi, kereta juga sudah dijajal oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada akhir tahun lalu. Saat ini pengujian bergeser ke lintas pelayanan dua, yakni dari Stasiun Cawang sampai ke Dukuh Atas.
“Paralel kami menyelesaikan lintas pelayanan tiga, dari Cawang sampai ke Jatimulya atau Bekasi Timur. Paralel juga depo kami selesaikan. Jadi nanti pergerakan kereta dari main land ke depo untuk diselesaikan,” tutur Purnomosidi.
Dia optimistis pada Juli 2023, sesuai target, LRT Jabodebek bisa dioperasikan secara komersial. “Sesuai dengan yang disampaikan Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu,” kata Purnomosidi.
Jokowi sempat menjajal sepur kilat itu pada 26 Desember 2022 lalu. Kepala negara juga sempat menyatakan rasa puasnya. "Jalur sepanjang 9 kilometer dan ditempuh dalam waktu 12 menit dengan kecepatan kereta 80 kilometer/jam, sangat cepat sekali dan tanpa masinis," kata Jokowi saat itu.
Presiden bangga dengan kereta tersebut. Selain memiliki teknologi canggih, dia menyebut kereta yang digunakan adalah buatan dalam negeri atau perusahaan PT INKA (Persero). Dia pun berharap kereta tersebut sudah bisa beroperasi pada pertengahan tahun depan.
"Jadi kereta ini dengan kapasitas nanti 420 penumpang stasiunnya kapasitas 520-an, kita harapkan nanti bulan Juni-Juli 2023 sudah bisa beroperasi berbarengan nanti dengan kereta cepat," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan pihaknya masih perlu menyelesaikan pembangunan depo dan sinkronisasi sistem. Dia pun memuji kenyamanan kereta LRT tersebut. "Ya saya tadi nyaman, cepat, dan tidak berisik. Saya kira pas belokan aja tadi ada bunyi kecil sekali," kata Jokowi.
Baca: Cerita Korban Meikarta: Beli 3 Unit Apartemen untuk Diwariskan ke Anaknya