TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid melihat masih banyak optimalisasi yang bisa dilakukan untuk mengeksplorasi potensi perekonomian di Indonesia. Salah satunya dari berbagai potensi ekonomi tersebut adalah hilirisasi industri.
Menurut Arsjad, dengan melaksanakan hilirisasi, Indonesia berpotensi untuk memberikan nilai tambah yang luar biasa. Terutama karena Indonesia memiliki berbagai mineral dan potensi energi terbarukan yang besar. Hal itu sejalan dengan fokus World Economic Forum Annual Meeting 2023 di Davos yang bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan swasta.
“Kita harus melakukan hilirisasi supaya ada nilai tambah dan memacu pertumbuhan ekonomi,” ujar dia lewat keterangan tertulis yang dikutip pada Kamis, 19 Januari 2023.
Baca Juga: Kementerian Investasi Rilis Peta Jalan Industri Hilirisasi
Namun, kata dia, ada beberapa tantangan yang menyebabkan program hilirisasi industri di Indonesia belum efisien dan kalah saing dengan produk asing. Di antaranya yaitu kurangnya pendanaan, serta keterbatasan SDM dalam melakukan riset dan penggunaan teknologi.
Arsjad mengatakan salah satu indikator keberhasilan hilirisasi industri di tanah air adalah pelibatan sektor swasta termasuk investor global. Investasi dalam negeri maupun global perlu bergerak sejalan dengan prioritas pemerintah saat ini, di antaranya adalah pengembangan industri hilirisasi di Indonesia.
“Bila investasi tersebut diarahkan sesuai dengan sektor yang menjadi prioritas pemerintah maka nilai tambah untuk kepentingan nasional pun diharapkan akan semakin besar,” ucap dia.
Sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia, Arsjad menambahkan, pengembangan ekosistem kendaraan listrik menjadi strategi utama hilirisasi. “Guna mendapatkan nilai tambah maksimal dari mineral mentah kekayaan Indonesia,” kata Arsjad. Pemerintah juga menetapkan target ambisius dengan menghadirkan 25 persen kendaraan listrik dari total penjualan kendaraan pada 2030.
Wakil Ketua Umum Kadin Azis Armand menambahkan momen tersebut juga harus dimanfaatkan dengan baik, terutama dalam menunjang pencapaian target emisi nol bersih melalui strategi elektrifikasi. “Dengan bertransisi ke kendaraan listrik, para pengguna moda transportasi dapat membantu mengurangi emisi karbon, mengurangi ketergantungan BBM, serta membuat Indonesia lebih bersih,” tutur dia.
Sejalan dengan itu, dalam rangkaian acara Indonesia Pavilion di Davos Januari 2023 Kadin Indonesia dan World Economic Forum (WEF) juga meluncurkan inisiatif forum diskusi kebijakan Moving Indonesia Network. Tujuannya untuk mengajak pemerintah, kementerian, hingga pemimpin bisnis untuk berkontribusi secara objektif dan transparan, mendukung hilirisasi industri. “Sehingga mempercepat transisi menggunakan kendaraan listrik,” tutur Aziz.
Baca Juga: Terkini Bisnis: Luhut Soal Marak OTT KPK, Strategi Hilirisasi Bauksit
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.