TEMPO.CO, Jakarta - Memiliki modal melimpah, beberapa konglomerat memilih untuk membuat bisnis di bidang edukasi, yaitu perguruan tinggi. Bahkan, kampus yang didirikan para konglomerat tersebut memberikan kurikulum pembelajaran dan fasilitas dengan kualitas terbaik sehingga dikenal luas masyarakat Indonesia.
Berikut daftar empat konglomerat yang memilih untuk mendirikan perguruan tinggi di Indonesia:
1. Ciputra (Universitas Ciputra)
Mengutip p2k.unaki.ac.id, Ciputra merupakan seorang insinyur dan wiraswastawan di Indonesia yang pernah menempati peringkat ke-27 dengan total kekayaan US$ 950 juta (Rp 14 triliun) berdasarkan Forbes. Namanya terkenal lantaran sukses membangun usaha perumahan, antara lain Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Namun, selain perumahan, ia juga berkiprah di segi edukasi dengan membentangkan sekolah dan Universitas Ciputra.
Pada 2006, ia mendirikan sekolah dan Universitas Ciputra yang menitikberatkan pada kewirausahaan. Kini, Ciputra menjadi sosok penyebar jiwa kewirausahaan di Indonesia. Bahkan, kiprah Ciputra diapresiasi oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan memberikan dua rekor untuk Ciputra, yaitu peraih penghargaan terbanyak di berbagai macam segi dan penyelenggaraan aktivitas mengajar kewirausahaan untuk dosen terbanyak. Ciputra juga dinobatkan sebagai Entrepreneur of The Year 2007 versi Ernst & Young.
2. Joseph Wibowo Hadipoespito dan Theresia Widia Soerjaningsih (Binus)
Melansir binus.edu, Joseph Wibowo Hadipoespito dan Theresia Widia Soerjaningsih bekerja sama untuk membangun Bina Nusantara (Binus). Berawal dari mimpi Joseph yang sampai sekarang berhasil menanamkan semangat “Strategi 3K”, yaitu kesempatan, keberanian dengan tanggung jawab, dan kerja keras.
Lalu, Theresia yang pernah mendapatkan penghargaan Famous Business Woman dari Majalah SWA dan MarkPlus (2002) menambahkan sentuhan baru ke strategi sukses Joseph. Akibatnya, sentuhan tersebut menjadi "Strategi Sukses 6K" atau “6K's”, yaitu kesempatan, keberanian, keberuntungan, kemauan, kerja keras, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Mengutip p2k.unkris.ac.id, awalnya, Binus merupakan institusi pelatihan komputer Modern Computer Course yang dibangun pada 1974. Barulah, pada 1996, Universitas Bina Nusantara didirikan secara resmi.
3. Keluarga Bakrie (Universitas Bakrie)
Bakrie Group atau Kelompok Usaha Bakrie adalah perusahaan konglomerat yang didirikan Achmad Bakrie pada 1942. Bakrie Group adalah salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia dengan 10 anak usahanya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan ini bergerak di banyak bidang, seperti pertambangan, MIGAS, infrastruktur, dan media. Selain itu, grup ini juga mendirikan universitas bernama Universitas Bakrie.
Mengutip p2k.stekom.ac.id, berawal dari pengambilalihan STIE Mulia Persada oleh Yayasan Pendidikan Bakrie, akhirnya pada 2006, STIE Bakrie School of Management (BSM) pun berdiri. Barulah pada Juli 2009, Yayasan Pendidikan Bakrie (YPB) menetapkan pendirian Universitas Bakrie dengan tambahan program studi baru. Lalu pada 9 Agustus 2010, Universitas Bakrie diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Mohammad Nuh.
4. Keluarga James Riady (Universitas Pelita Harapan)
James Riady salah seorang konglomerat di Indonesia yang juga co-founder dari Yayasan Pendidikan Pelita Harapan, dan menjadi pendorong pengembangan berbagai model institusi pendidikan dan inovasi pendidikan yang akan memberi dampak pada bangsa Indonesia. Berdasarkan laman https://www.ypph.org/team, sebagai ketua dari yayasan pendidikan ini, ia berkomitmen untuk mengembangkan para calon pemimpin yang diperlengkapi dengan pengetahuan, iman, dan karakter yang berdasar pada prinsip-prinsip Alkitab, yang akan membantu mereka memimpin dengan semangat dan sikap profesional.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca juga: Ciputra Usulkan Entrepreneurship Masuk Kurikulum di Universitas
Catatan: Pada bagian tulisan James Riady diubah menggunakan sumber laman https://www.ypph.org/team, Kamis, 19 Januari 2023, pukul 09.48.