“Nah yang terluka itu kan membuat laporan polisi, namun polisi sampai saat ini kan tidak menangkap si pelaku itu, pelaku kekerasan. Kita sudah membuat laporan juga,” tutur Katsaing.
Penyerangan oleh TKA Cina itu, kata dia, tidak dilakukan oleh satu orang, namun banyak orang. Dia bahkan menyebut memiliki video penyerangan tersebut.
“Nah, setelah teman-teman mogok kerjanya itu sudah selesai di jam 5 sore, teman-teman karyawan yang mendapat perlakuan semena-mena dari pihak Cina atau mendapat serangan pemukulan dari Cina itu tahu. Nah, muncul reaksi dari teman-temannya 'lho kok kita di kampung sendiri, kita kok malah dibeginiin. Padahal kita kan nggak pernah memerangi Cina',” ujar Katsaing.
Sebab, kata Katsaing, kalau teman-teman pekerja Indonesia ingin memerangi Cina, sudah dilakukan sejak awal. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya.
TKA Cina disebut memulai penyerangan
Karena diserang, para pekerja beraksi menyerang balik pekerja Cina sampai terjadilah kerusuhan dan keributan yang mengakibatkan hilangnya nyawa pekerja.
Tempo lalu menanyakan kembali, apakah keributan tersebut dipicu oleh penyerangan TKA Cina. Katsaing menjawab, “Iya, mereka yang nyerang duluan. Indonesia itu tidak pernah mau menyerang Cina, ngapain? Seandainya Cina nggak menyerang, nggak akan terjadi apa-apa. Saya yakin itu,” katanya.
Lebih jauh Katsaing menilai, manajemen PT GNI tidak bisa mengorganisir TKA Cina dengan baik, dan tidak bisa memberikan pemahaman dengan baik. Ia pun memastikan pada dasarnya para pekerja asal Indonesia tidak benci dengan orang Cina.
“Kita ini tidak benci orang Cina, ngapain kita benci? Justru mereka itu bila perlu kita rekrut dalam satu wadah serikat, jika memang itu ada aturan yang mengatur. Karena mereka juga terzalimi,” tuturnya.
Adapun tuntutan dari serikat pekerja adalah persoalan ketenagakerjaan yang sudah lama diperjuangkan sebetulnya. “Masalah ini sebenarnya sudah lama, persoalan ketenagakerjaan ini. Adapun bahasa-bahasa yang berkembang bahwa ada provokator dan sebagainya, bukan mengarah pada persoalan. Karena kami melihat pemerintah berupaya mencuci tangan, lepas tangan terkait masalah persoalan ini,” ujar Katsaing.
Tempo berusaha menghubungi PT GNI untuk mengkonfirmasi hal ini. Namun, hingga berita ini ditayangkan, permintaan konfirmasi belum direspons. Tetapi, PT GNI telah mengeluarkan keterangan resmi melalui laman resminya.
“Perusahaan juga menyatakan bahwa pemberitaan terkait pemukulan atau penganiayaan oleh Tenaga Kerja Asing asal Tiongkok terhadap Tenaga Kerja Indonesia yang marak di media, termasuk isu terkait adanya kekerasan terhadap pekerja perempuan di GNI, merupakan hal yang tidak benar," tulis Direksi PT GNI dalam laman resminya, Senin, 16 Januari 2023.
PT GNI, dalam keterangan tertulisnya, juga meminta agar masyarakat berhati-hati dalam mengolah informasi atau berita yang beredar, yang simpang siur, yang berpotensi menimbulkan persepsi yang keliru.
Baca juga: Di Mana Lokasi PT GNI Tempat Bentrokan Maut yang Pernah Diresmikan Jokowi?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.