LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi pada Juli 2023. Hingga saat ini proyek strategis nasional atau PSN itu sudah mencapai 88,4 persen progres pembangunannya. Menurut dia, saat ini hanya menyisakan soal pengujian di lintas pelayanan satu, dua, tiga, dan depo. Adapun secara infrastruktur, Purnomosidi menjelaskan, semua sudah selesai.
“Sekarang kita menguji, bagaimana menghilangkan peran atau fungsi seorang masinis. Kita hilangkan, kita ganti dengan sistem,” ucap dia.
Untuk uji lintas pelayanan satu, disebutnya sudah selesai. Bahkan, kata Purnomosidi, kereta juga sudah dijajal oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada akhir tahun lalu. Saat ini pengujian bergeser ke lintas pelayanan dua yakni dari Stasiun Cawang sampai ke Dukuh Atas.
“Paralel kita menyelesaikan lintas pelayanan tiga, dari Cawang sampai ke Jatimulya atau Bekasi Timur. Paralel juga depo kita selesaikan, jadi nanti pergerakan kereta dari main land ke depo untuk kita selesaikan,” tutur Purnomosidi.
Dia juga menuturkan bahwa pihaknya optimis Juli 2023, sesuai target, LRT Jabodebek bisa dioperasikan secara komersial. “Sesuai dengan yang disampaikan Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu,” kata Purnomosidi.
Sepur kilat itu menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3. Sistem CBTC merupakan sistem pengoperasian kereta berbasis komunikasi. Sehingga, sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis dari pusat kendali operasi, serta tanpa masinis.
MOH KHORY ALFARIZI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini