TEMPO.CO, Jakarta -Bank Indonesia atau BI menyebut neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Desember 2022, yakni senilai 3,89 miliar dolar AS. Angka tersebut melanjtkan tren surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020. Meskipun surplus Desember kemarin tercatat lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya yang mencapai 5,13 miliar dolar AS.
“Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Desember 2022 secara keseluruhan mencatat surplus 54,46 miliar dolar AS. Jauh lebih tinggi ketimbang capaian pada periode yang sama tahun 2021 sebesar 35,42 miliar dolar AS,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono melalui keterangan tertulis, Senin, 16 Januari 2023.
Baca Juga: Neraca Perdagangan November 2022 Surplus, BPS: 31 Bulan Berturut-turut
Erwin mengatakan surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Ke depan, pihaknya pun akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah maupun otoritas kebijakan. Tujuannya agar dapat semakin meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Lebih lanjut, Erwin mengatakan surplus neraca perdagangan Desember 2022 bersumber dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Sedangkan defisit neraca perdagangan migas sedikit meningkat. Pada Desember 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat 5,61 miliar dolar AS.
“Perkembangan tersebut didukung oleh tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas yang tercatat sebesar 22,35 miliar dolar AS,” ujar Erwin.
Kinerja ekspor nonmigas yang tetap kuat tersebut bersumber dari kenaikan ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti nikel, bijih logam, dan timah, seiring dengan harga komoditas global yang masih tinggi. Tak hanya itu, ekspor produk manufaktur—seperti mesin dan perlengkapan elektrik, serta pulp dari kayu—juga tercatat meningkat. Ekspor nonmigas ke Cina, Amerika Serikat, dan India, juga tetap tinggi dan menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia.
“Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit meningkat dari 1,69 miliar dolar AS pada November 2022 menjadi 1,73 miliar dolar AS pada Desember 2022,” ujar Erwin.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Menguat Tajam, Ditopang Ekspektasi Neraca Perdagangan Surplus
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.