Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nilai Rupiah Menguat Tajam, Ini Faktor Pendorongnya

image-gnews
Petugas penukaran mata uang asing tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke level 14.200. Tempo/Tony Hartawan
Petugas penukaran mata uang asing tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke level 14.200. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam perdagangan sore, mata uang rupiah ditutup menguat tajam 103 poin, meski sempat menguat 150 poin di level Rp 15.045 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.148. Sedangkan untuk perdagangan besok, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 15.010 sampai Rp 15.100.

Baca juga : Bank Indonesia Sampaikan Perkembangan Stabilitas Nilai Rupiah

Ibrahim menjelaskan sejumlah faktor yang mendorong penguatan Rupiah. Di antaranya, indeks dolar melemah pada hari ini, Senin, 16 Januari 2023. "Dolar melemah terhadap mata uang lainnya, karena terhibur oleh prospek kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Federal Reserve," tutur Ibrahim melalui keterangan tertulis pada Senin, 16 Januari 2023. 

Sementara spekulasi atas langkah hawkish lainnya oleh Bank of Japan dan Imbal hasil obligasi 10 tahun Jepang, tuturnya, naik di atas batas atas 0,5 persen yang ditetapkan oleh BOJ untuk hari kedua berturut-turut.

Lebih lanjut, data menunjukkan harga konsumen Amerika Serikat turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun pada Desember 2022. Dengan inflasi puluhan tahun di ekonomi terbesar dunia yang menunjukkan tanda-tanda pendinginan, menurut Ibrahim, investor sekarang semakin yakin bahwa Fed mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga. Investasi juga meyakini suku bunga tidak akan setinggi yang dikhawatirkan sebelumnya.

Baca juga : Harga Emas Melonjak, Tertinggi dalam Sembilan Bulan Terakhir

Selain itu, Ibrahim mengatakan pasar sekarang memposisikan diri untuk langkah serupa dari BOJ pekan ini. Mengingat tren inflasi di Indonesia sedang di level tertinggi yaitu 40 tahun. Data inflasi indeks harga produsen pada Senin menunjukkan bahwa harga gerbang pabrik tumbuh lebih dari yang diharapkan pada Desember. Sementara pada pembacaan November juga direvisi lebih tinggi. Namun, ia memperkirakan BOJ akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada level yang sangat rendah.

Bank Rakyat Tiongkok pun mempertahankan suku bunga pinjaman jangkanya. Tetapi bank sentral juga menyuntikkan lebih banyak likuiditas ke pasar untuk menopang pertumbuhan ekonomi, karena negara itu bergulat dengan wabah Covid-19. Namun, pasar memposisikan diri untuk pemulihan ekonomi di negara itu setelah mulai melonggarkan sebagian besar pembatasan anti-Covid pada bulan Desember. 

Di sisi lain surplus neraca perdagangan sebesar US$ 54,46 miliar atau Rp 816,9 triliun sangat signifikan jika dibandingkan dengan capaian surplus sepanjang 2021 yang tercatat sebesar US$ 35,34 miliar. Angka tersebut merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan data BPS, surplus neraca perdagangan terus meningkat sejak tahun 2020. Saat itu, surplus kumulatif mencapai US$ 21,74 miliar. Adapun pada tahun 2019 tercatat defisit sebesar US$ 3,29 miliar, sedangkan tahun 2018 juga tercatat defisit sebesar US$ 8,7 miliar. 

Baca juga : Rupiah Lanjutkan Penguatan, Berada di Level Rp 15.338 per Dolar AS

Sementara itu, ekspor non-Migas secara kumulatif sepanjang 2022 tercatat sebesar US$275,96 triliun, meningkat sebesar 25,80 persen. Sejalan dengan itu, ekspor Migas juga mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 30,82 persen menjadi US$ 16,02 triliun. 

Berdasarkan pangsanya, ekspor non-Migas terbesar yaitu pada bahan bakar mineral yang mencapai US$ 54,98 miliar atau dengan pangsa 19,92 persen. Sementara itu, impor Indonesia sepanjang 2022 tercatat mencapai US$ 237,52 miliar, meningkat sebesar 21,07 persen dibandingkan periode 2021. 

Secara bersamaan, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia mencapai US$ 392,6 miliar pada November 2022. Nilai tersebut meningkat jika dibandingkan dengan posisi pada Oktober 2022 yang tercatat sebesar US$ 390,2 miliar. 

Jika dibandingkan dengan November 2021, posisi ULN Indonesia mengalami kontraksi sebesar 5,6 persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 7,6 persen yoy. Posisi ULN Pemerintah pada November 2022 tercatat sebesar US$ 181,6 miliar, mengalami kontraksi 10,2 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 12,3 persen yoy. 

Menirut Ibrahim, perkembangan ULN tersebut disebabkan oleh sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang tetap terjaga sehingga mendorong investor asing kembali menempatkan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik.   

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rupiah Hari Ini Diprediksi Fluktuatif dan Ditutup Melemah

2 hari lalu

Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah.  Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Hari Ini Diprediksi Fluktuatif dan Ditutup Melemah

Pada perdagangan Selasa, 26 Maret 2024, rupiah ditutup menguat 7 poin menjadi Rp 15.793 per dolar AS.


Waspada Menjelang Lebaran, Ini Ciri-Ciri Uang Palsu dan Cara Menghindarinya

2 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Waspada Menjelang Lebaran, Ini Ciri-Ciri Uang Palsu dan Cara Menghindarinya

Menjelang idul fitri, banyak orang yang menawarkan penukaran uang baru. Sebaiknya tetap waspada dan pahami ciri-ciri uang palsu agar tidak tertipu.


Rupiah Merosot ke Level Rp15.803 per Dolar AS, Analis: Ada Potensi Penguatan

3 hari lalu

Ilustrasi rupiah. Pexels/Ahsanjaya
Rupiah Merosot ke Level Rp15.803 per Dolar AS, Analis: Ada Potensi Penguatan

Nilai tukar rupiah diprediksi karena The Fed belum akan menurunkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.


Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat di Rentang Rp 15.630-15.680 per Dolar AS

7 hari lalu

Petugas penukaran mata uang asing tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke level 14.200. Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat di Rentang Rp 15.630-15.680 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini diprediksi fluktuatif. Sentimennya adalah penetapan hasil Pemilu dan kebijakan suku bunga The Fed


Menjelang Lebaran, Bank Indonesia NTB Siapkan Uang Tunai Rp 3,63 Triliun

8 hari lalu

Warga mengantre untuk menukar uang pecahan di mobil kas keliling yang melayani penukaran uang pecahan di Pasar Pramuka, Jakarta, Rabu 20 Maret 2024. Bank Indonesia (BI) menyiapkan uang tunai senilai Rp197,6 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Idulfitri 1445 H/2024 M. Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim menyampaikan bahwa penyediaan rupiah ini tumbuh sebesar 4,65% dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp188,8 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Menjelang Lebaran, Bank Indonesia NTB Siapkan Uang Tunai Rp 3,63 Triliun

Bank Indonesia menyatakan jumlah tersebut sangat siap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada Ramadan hingga Lebaran.


Rupiah Menguat ke 15.668 per USD Usai KPU Umumkan Prabowo-Gibran Menang Pilpres

8 hari lalu

Rupiah Menguat ke 15.668 per USD Usai KPU Umumkan Prabowo-Gibran Menang Pilpres

Nilai tukar rupiah menguat usai KPU mengumumkan hasil Pemilu 2024 yang di antaranya mengumumkan presiden dan wakil presiden terpilih.


BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen

9 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen

BI memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan pada level 6 persen.


Luhut Beberkan Modus Instansi Sulap Produk Impor Dikemas jadi Produk Dalam Negeri

23 hari lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberi sambutan saat acara penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham Divestasi PT Vale Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Luhut Beberkan Modus Instansi Sulap Produk Impor Dikemas jadi Produk Dalam Negeri

Menteri Luhut membeberkan modus instansi kementerian dan lembaga yang menyulap produk impor dan dikemas agar tampak sebagai produk dalam negeri.


Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.724 Kemarin, Hari Ini Fluktuatif

24 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.724 Kemarin, Hari Ini Fluktuatif

Mata uang rupiah diprediksi fluktuatif pada Selasa, 5 Maret 2024. Apa penyebabnya?


Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.692, Dipengaruhi Inflasi Februari Meningkat

28 hari lalu

Ilustrasi rupiah. Pexels/Ahsanjaya
Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.692, Dipengaruhi Inflasi Februari Meningkat

Perdagangan sore ini rupiah ditutup melemah, analis merinci, penyebabnya karena meningkatnya inflasi di Februari 2024.