TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memperkirakan kinerja sektor Industri Pengolahan pada triwulan I tahun 2023 diperkirakan meningkat sebesar 53,3 persen atau lebih tinggi dari 50,06 persen pada triwulan sebelumnya.
Berdasarkan hasil survei Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia atau PMI-BI seluruh komponen tercatat meningkat dengan peningkatan tertinggi pada volume produksi, volume total pesanan, dan volume persediaan barang jadi.
“Seluruh subsektor Industri Pengolahan diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada subsektor Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Erwin Haryono. dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Minggu, 15 Januari 2023.
Subsektor lainnya, seperti subsektor Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya, Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet, serta Logam Dasar Besi dan Baja, kata Erwin juga tercatat ikut meningkat.
Bank Indonesia juga mencatat kinerja Industri Pengolahan triwulan IV tahun 2022 tetap kuat dan masih berada pada fase ekspansi. Hal ini tercermin dari PMI-BI triwulan IV 2022 yang tercatat sebesar 50,06 atau berada pada fase ekspansi dengan indeks di atas 50 persen. Meskipun, kata Erwin, capaian itu terhitung lebih rendah dari 53,71 persen pada triwulan III tahun 2022.
Erwin berujar, ekspansi terjadi pada mayoritas komponen pembentuk PMI-BI, terutama volume total pesanan, volume persediaan barang jadi, dan volume produksi. “Berdasarkan subsektornya, ekspansi terjadi pada subsektor semen dan barang galian nonlogam, tekstil, barang kulit dan alas kaki, alat angkut, mesin dan peralatannya, kertas dan barang cetakan, serta makanan, minuman, dan tembakau,” kata dia.
Menurut Erwin, perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan sektor Industri Pengolahan sebagaimana hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang masih tumbuh meski melambat, dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 1,04 persen.