TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi harga emas dalam perdagangan hari ini, Kamis, 12 Januari 2023, akan menguat di rentang USD 1.863,20 hingga USD 1.895,10 per troyounce. Adapun sebelumnya dalam perdagangan pasar Eropa pada Rabu malam, harga emas dunia berada di level Rp USD 1.877,70 per troyouce.
Baca juga : Harga Emas Menguat, Analis Ungkap Penyebab dan Dampaknya ke Emiten Produsen Emas
Ibrahim mengungkapkan, harga emas menguat di tengah meningkatnya jumlah taruhan bahwa The Fed bakal mengakhiri keketatannya dengan memperlambat laju kenaikan suku bunga. Sedangkan nilai dolar akan mundur lebih jauh, meski kehati-hatian masih berlanjut menjelang pengumuman data inflasi utama yang akan dirilis minggu ini.
“Harga emas batangan menandai awal yang kuat untuk tahun ini, setelah naik hampir 3 persen sejak minggu lalu. Sebab, prospek kenaikan suku bunga AS yang lebih kecil menawarkan banyak bantuan untuk aset yang tidak memberikan imbal hasil,” kata Ibrahim melalui keterangan tertulis, dikutip Tempo, Kamis, 12 Januari 2023.
Penguatan logam kuning juga didukung oleh meningkatnya permintaan safe haven di tengah meningkatnya kekhawatiran atas resesi global tahun ini.
Baca juga : Harga Emas Diperkirakan Menguat Hari Ini, Dolar AS Melemah
Akan tetapi, Ibrahim melanjutkan, harga emas diperkirakan sedikit melambat pada pekan ini. Pasalnya, investor menunggu lebih banyak isyarat tentang ekonomi AS dari pembicara The Fed. Termasuk menunggu data inflasi indeks harga konsumen (IHK) utama yang akan dirilis Kamis ini.
“Fokus sekarang tepat pada data IHK AS, yang diharapkan menunjukkan bahwa inflasi menurun lebih lanjut pada bulan Desember dari bulan sebelumnya,” ujar dia.
Menurut Ibrahim, meredanya inflasi dan mendinginnya aktivitas pasar tenaga kerja mendorong peningkatan ekspektasi bahwa Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya tahun ini—setelah serangkaian kenaikan tajam pada tahun 2022. “Skenario ini menghadirkan prospek positif untuk pasar logam, yang terpukul pada tahun 2022 karena kenaikan suku bunga,” kata dia.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini