TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) Nixon L. P. Napitupulu membeberkan mitigasi risiko kredit di tengah ketidakpastian ekonomi global 2023. Menurut dia, perseroan tetap akan bermain di Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Kami tetap sama, terutama KPR subsidi maupun KPR buat MBR. Mitigasinya clear ya, satu ada aturan main dari pemerintah itu sendiri, kedua juga kita sudah punya statistik data siapa yang lancar, siapa yang cenderung bermasalah ke depannya,” ujar dia dalam konferensi pers virtual pada Rabu, 11 Januari 2023.
Baca: PPA Kejagung Lelang Apartemen Terpidana Jiwasraya, Segini Nilainya
Namun, Nixon melanjutkan, untuk tahun ini Bank BTN masih akan menghindari pembiayaan yang sifatnya HRS building project, dengan mengetatkan kebijakan perkreditan. “Tetap akan mengurangi pertumbuhan di sektor properti yang sifatnya HRS building project,” ucap dia.
Nixon juga menuturkan bahwa BTN memiliki program lain namanya AssetShield yang masih menunggu perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendapatkan opini legal, finance, dan accounting. Apabila ini disetujui, BTN akan dapat melepas AssetShield non-performing loan (NPL) atau bisa dijual.
Baca Juga:
“Sehingga dapat mengurangi NPL ke depan. Kurang lebih tahun ini kami rencanakan di transaksi pertamanya Rp 1 triliun. Dengan cara ini, kami bisa mengurangi NPL BTN lebih cepat lagi dan kami tidak akan menggunakan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) untuk kepentingan laba,” tutur Nixon.
BTN, Nixon menjelaskan, juga sudah berjanji kepada OJK agar CKPN akan diguanakan untuk memperkuat cadangan. Cakupan di akhir tahun lalu sudah 150 persen, maka jika transaksi ini bisa dijalankan, cakupannya mungkin bisa mencapai 160 persen naik dari angka akhir tahun lalu. “Jadi strateginya sudah ada kami sedang menunggu perizinan,” kata Nixon.
Selain itu pemerintah juga telah menaikan kuota KPR 10 persen, dari 200 ribu unit rumah menjadi 220 unit di tahun 2023. “Kami lihat di tahun 2023 ini pemerintah telah memutuskan menaikan kuota 10 persen dari 200 ribu menjadi 220 ribu unit rumah di tahun 2023. Belum yang dari Tapera, belum lagi dana bergulirnya,” ujar dia.
Nixon melanjutkan, BTN yakin bahwa ke depan bisnis kredit masih bisa tumbuh double digit sekitar 10-11 persen. “Terutama sekali masih dari KPR, juga dibantu dari kredit-kredit komersial maupun kredit-kredit UKM,” kata Nixon.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.