TEMPO.CO, Jakarta -Kurs rupiah menguat tajam 93 poin di level Rp 15.482 per dolar AS dalam perdagangan Rabu, 11 Januari 2023. Dalam perdagangan hari sebelumnya, rupiah juga sempat menguat 95 poin di level Rp 15.575 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut penguatan rupiah hari ini tidak terlepas dari pelemahan dolar. Pelemahan ini terjadi di tengah pedagang yang menunggu data harga konsumen AS minggu ini untuk memastikan apakah inflasi akan melandai.
“Sementara, laju inflasi tahunan meningkat menjadi 7,3 persen pada November lalu. Menyisakan ruang untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut,” kata Ibrahim lewat keterangan tertulis, Rabu, 11 Januari 2023.
Selain itu, Greenback juga telah kehilangan sekitar 11 persen terhadap masa uang umum sejak mencapai puncak 20 tahun pada bulan September. Sebab, kata Ibrahim, investor telah mulai mengantisipasi pelonggaran inflasi. “Dengan itu, dolar yang jatuh karena kebutuhan untuk kenaikan suku bunga berkurang,” ujarnya.
Para pedagang juga berhati-hati dalam menjual dolar meski The Fed terus menjanjikan kenaikan dan prospek ekonomi global yang suram. Sebab, Ketua The Fed Jerome Powell tidak memberikan petunjuk kebijakan apa pun selama diskusi panel di Stockholm pada Selasa malam, 10 Januari 2023.
“Dengan pejabat Fed lainnya mengatakan langkah mereka selanjutnya akan bergantung pada data, maka investor sangat fokus pada data CPI AS,” kata Ibrahim.
Sementara dari dalam negeri, penguatan rupiah didorong oleh respons positif pasar terhadap pengesahan UU Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan (PPSK) pada 15 Desember 2023. Sebab, UU PPSK dianggap menjawab tantangan perekonomian. Termasuk pengaruh global akibat guncangan geopolitik dan gangguan sisi suplai yang berujung pada inflasi tinggi di negara-negara maju.
“Adanya perubahan yang terjadi dalam UU PPSK ini menjadikan kredibilitas Bank Indonesia, OJK, dan LPS semakin kuat. Namun, tetap meningkatkan koordinasi untuk menjaga perekonomian serta stabilitas sistem keuangan bersama-sama,” ujarnya.
Faktor pendorong lainnya, yakni Bank Indonesia yang menilai kinerja penjualan eceran diprakirakan tumbuh positif pada Desember 2022. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2022 sebesar 216,4 atau tumbuh positif 0,04 persen secara tahunan. Sedangkan secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan tumbuh sebesar 6,3 persen, meningkat dari 0,4 persen pada bulan sebelumnya.
Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediki rupiah kembali menguat di rentang Rp 15.450 hingga Rp 15.530 per dolar AS.
Baca Juga: Kasus Warga Dipenjara karena Setor Uang Rusak di ATM, BI: Rupiah Simbol Kedaulatan Negara
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.