TEMPO.CO, Solo - Minyak goreng kemasan sederhana Minyakita dalam beberapa hari terakhir ini dijual kalangan pedagang di Pasar Legi Solo di harga Rp 17 ribu per liter. Padahal harga jual eceran tertinggi (HET) minyak goreng yang dijual pemerintah itu telah ditetapkan Rp 14 ribu per liter.
Sejumlah pedagang di pasar yang menjadi pusat perkulakan di Kota Bengawan itu menyampaikan naiknya harga jual eceran Minyakita itu lantaran dalam beberapa hari terakhir ini sulit mendapatkan stok minyak goreng tersebut. Para pedagang mengaku harga beli Minyak Kita dari pemasoknya juga sudah sekitar Rp 14 ribu hingga Rp 14.500 per liter.
Baca: Kemendag Klaim Semua Harga Pangan Relatif Stabil dan Cenderung Turun, Kecuali ...
Seperti dituturkan salah seorang pedagang di Pasar Legi, Sri Rahayu. Ia mengaku kesulitan mendapatkan Minyakita dalam lima hari terakhir.
"Kalau dapat harganya sudah naik ya sekitar Rp 14 ribu sampai Rp 15 ribu dan kalau dijual ecerannya ya Rp 17 ribu," kata Sri Rahayu ketika ditemui awak media di Pasar Legi Solo, Selasa, 10 Januari 2023.
Ia mengaku tak habis pikir kenapa stok Minyakita belakangan sulit didapat. Biasanya, ia mendapatkan stok minyak goreng itu dari distributor yang langsung mengantarkan ke pasar.
Hal senada disampaikan oleh pedagang lainnya, Maryani. Dari sejumlah merek minyak goreng yang dijual di pasar, yang stoknya tersendat hanya Minyakita.
"Iya agak susah (dapat stok Minyakita). Kalau kulakan sudah harga Rp 14 ribu, jadi rata-rata pedagang ya jualnya Rp 17 ribu," kata Maryani.
Kesulitan mendapatkan stok Minyakkita juga disampaikan oleh Lurah Pasar Legi Solo, Nurahmadi.
"Kalau dari harga minyak goreng sebenarnya masih HET (harga eceran tertinggi) semua. Tapi memang ada keluhan dari pedagang untuk Minyak Kita beberapa hari ini sulit didapatkan stoknya," kata Nurahmadi.
Hal itu didapatkan dari pantauan ke para pedagang pasar setempat. Tapi hingga kini belum ada konfirmasi dari pihak pemasok Minyakita sehingga belum dapat dipastikan apa penyebab stok Minyakita sulit diperoleh.
"Untuk Minyakita ini memang ada sebagian masyarakat yang menggunakan, sebagian lagi tidak. Mungkin karena permintaannya, tapi untuk penyebab pastinya kami kurang tahu, distributor yang lebih paham," kata Nurahmadi.
Lebih jauh ia berharap dampak kesulitan mendapatkan stok Minyakita di lapangan atau dengan naiknya harga jual minyak goreng itu, tidak terlalu menimbulkan gejolak di masyarakat. Sebab, kata Nurahmadi, kebutuhan minyak goreng masih bisa dipenuhi oleh merek lain.
Baca juga: Mendag Janji Harga Minyak Stabil Rp 14 Ribu: Kalau Lebih, Saya yang Tombok
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.