TEMPO.CO, Jakarta - Harga komoditas beras terpantau masih melonjak di atas Rp 12 ribu per kilogram, meskipun Perum Bulog sudah melakukan importasi untuk memenuhi stok cadangan beras pemerintah atau CBP. Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi stok CBP yang tersedia saat ini belum mampu meredam kenaikan harga di pasar.
Selain jumlahnya yang masih terbatas, ia berujar penyaluran CBP dari gudang Bulog pun masih belum optimal. "Karena itu, sejak tadi pagi pun kami paksa Bulog untuk mengeluarkan 330 ribu ton," ujar Arief saat ditemui Tempo di kantor Foodbank of Indonesia (FOI), Jakarta Selatan pada Selasa, 10 Januari 2023.
Di DKI Jakarta sendiri, Arief mengaku telah menugaskan Bulog untuk menyalurkan CBP sebanyak 2.000 ton. Tetapi hingga saat ini, Bulog baru menyalurkan sebanyak 1.000 ton ke Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. Akhirnya Bapanas meluncurkan petunjuk pelaksanaan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras di tingkat konsumen 2023.
Tujuan SPHP adalah untuk stabilisasi ketersediaan dan keterjangkauan komoditas tersebut. Pelaksanaan SPHP Beras di tingkat konsumen pada 2023 akan terus dilakukan dengan target penyaluran minimal 1,2 juta ton.
Berdasarkan catatan Bapanas, per Desember 2022, Bulog baru melakukan importasi beras sebanyak 62.000 ton. Bulog sendiri ditargetkan mengimpor beras sebesar 200 ribu ton pada Desember 2022 serta 300 ribu ton hingga pertengahan Februari 2023.
"Karena kondisi Nataru (Natal dan Tahun Baru), semua orang libur, kemudian ombak juga tinggi. Tetapi itu bukan alasan," tuturnya.
Selanjutnya: beras premium menembus harga Rp 13.200 per kilogram ...