TEMPO.CO, Bandarlampung - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menyatakan bakal mengambil langkah intervensi khusus untuk menurunkan harga kedelai yang tengah melambung di pasaran.
"Akan ada rapat lagi minggu depan. Nanti akan ditelusuri kenapa harganya tidak turun serta kalau ada kesulitan akan kita datangi langsung dan tanya kesulitan di mana," kata Zulhas ketika meninjau Pasar Pasir Gintung, di Bandarlampung, Sabtu, 7 Januari 2023.
Baca: Bulog Beberkan Penyebab Kedelai Impor Gagal Masuk Bulan Ini
Ia menyebutkan saat ini harga kedelai di pasaran masih sangat tinggi. Lonjakan harga komoditas itu tak dapat dihindari padahal pemerintah sudah menugaskan Bulog untuk mengimpor. "Ini jadi salah satu perhatian kita juga," ujarnya.
Saat ini harga kedelai di pasaran berkisar Rp13 ribu - Rp14 ribu per kilogram. Pemerintah berharap dengan tambahan pasokan dari kedelai yang diimpor Bulog, maka harga jual komoditas itu di dalam negeri bisa diturunkan menjadi Rp 11 ribu per kilogram.
Langkah pemerintah itu pula yang diharapkan Zulhas bisa menekan harga kedelai di pasaran dan mempermudah perajin tempe tahu untuk berusaha. Hal ini disampaikan Zulhas menanggapi pertanyaan salah seorang pedagang tahu di Pasar Pasir Gintung, Wasni.
Kepada Zulhas, Wasni mengeluhkan saat ini harga kedelai dari Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) masih bisa di rentang Rp 11 ribu- 12 ribu per kilogram. Sementara harga kedelai di luar Puskopti bisa jauh lebih tinggi.
Ketergantungan tahu tempe masih tinggi
Ia sangat berharap harga kedelai bisa lekas turun karena kebutuhan masyarakat akan produk pangan berbasis kedelai masih sangat tinggi.
"Masyarakat ini kalau tidak sanggup beli ayam, telur, daging, ikan, mereka mengandalkan tahu tempe. Tapi kalau kedelainya mahal, tahu tempe harganya naik, masyarakat kesulitan juga akhirnya," ucap Wasni.
Sementara itu, Perum Bulog Devisi Regional Lampung melaporkan sepanjang pada 2022 kebutuhan kedelai Lampung yang telah tersalurkan ke Puskopti di daerahnya berdasarkan tahapan, yakni:
Pada tahap pertama April 2022 dengan pagu sebanyak 4.568 ton telah terealisasi sebanyak 8,9 persen atau bila dikonversi ada 409 ton kedelai.
Tahap kedua yakni per Mei 2022, pagu sebanyak 2.862 ton terealisasi 800 ton atau 27 persen.
Ketiga, pada bulan Juni 2022 nilai pagu 2.800 ton terealisasi sebesar 50 persen atau 1.450 ton,
Tahap keempat, per Juli 2022 dengan pagu 2.800 ton sudah terealisasi 1.180 ton atau 41 persen.
Kelima pada Oktober pagu 2.000 ton realisasi 1.500 ton atau 75 persen, dan di November dari pagu 2.000 ton realisasi 870 ton.
Baca juga: Mendag Pastikan Bulog Impor Kedelai dari Amerika 350 Ribu Ton, Masuk ke RI Akhir Tahun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.