TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok pada bulan Ramadan yang jatuh pada Maret 2023. Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Kasan mengatakan hal pertama yang akan dipersiapkan kementeriannya adalah stabilisasi pasokan dan harga minyak goreng.
"Pertama minyak goreng. Kita berharap pasokan ke domestik akan jauh lebih banyak dari sebelumnya," saat ditemui Tempo di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat pada Jumat, 6 Januari 2023.
Persiapan kedua adalah stabilisasi komoditas beras. Kini pemerintah melalui Perum Badan Urusan Logistik atau Bulog tengah melakukan proses importasi yang ditargetkan mencapai 500 ribu ton hingga Februari nanti.
Kemudian untuk holtikultura, Kasan mengatakan dirinya sudah berdiskusi dengan asosiasi petani, dan dinas-dinas pertanian, terutama untuk komoditas cabai. Adapun cabai rawit, cabai merah besar, cabai ijo, cabai keriting, cabe rawit yang sekarang harganya mulai naik.
Ia menjelaskan harga komoditas-komoditas tersebut naik karena saat ini cuaca masih sering hujan besar. "Nah, itu yang mengganggu produksi. sehingga dia berjamur, PH-nya tinggi, fungsinya turun. Otomatis produksi sekarang pasokan sedikit lebih rendah dair sebelumnya," kata dia.
Sementara untuk cabai, ia menuturkan proses produksi masih berlangsung, terutama di dataran rendah, antara lain Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa barat. Di sisi lain, menurut Kasan, pada akhir Januari produksi cabai juga akan mulai banyak dilakukan di dataran tinggi. Sehingga, diperkirakan pasokan akan melimpah pada Januari ini dan diharapkan mencukupi hingga Lebaran pada April nanti.
Kemendag, kata Kasan, sudah menugaskan tim perdagangan dalam negeri untuk melakukan survei ke lapangan, terutama di daerah-daerah sentra produksi, seperti Kediri, Banyuwangi, dan Magelang. Kemudian besok, ia mengaku akan meninjau sentra produksi di Lampung.