TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan atau Kemenkeu melaporkan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur meningkat ke level 50,9, pada Desember 2022 dari sebelumnya sebesar 50,3 (November 2022). Sehingga aktivitas manufaktur nasional masih tetap terjaga pada zona ekspansif selama enam belas bulan berturut-turut.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kemenkeu, Febrio Kacaribu, mengatakan aktivitas manufaktur yang terus berada di zona ekspansif menandakan resiliensi dan pemulihan yang terus berlanjut di tengah perlambatan manufaktur di berbagai negara.
Baca: Termasuk Insentif Kendaraan Listrik, Ada 4 Tantangan Hilirisasi Manufaktur
“Hal ini merupakan suatu capaian yang perlu kita pertahankan untuk terus menjaga momentum pemulihan,” ujar dia lewat keterangan tertulis yang dikutip pada Rabu, 4 Januari 2023.
Menurut Febrio, optimisme pelaku industri manufaktur terindikasi membaik. Hal itu ditunjukkan dengan mulai tumbuhnya persediaan baik barang input maupun barang siap jual untuk mengantisipasi kenaikan permintaan dalam waktu dekat.
Baca Juga:
Kondisi tersebut, kata dia, didukung oleh masih kuatnya permintaan dalam negeri sejalan dengan tetap terjaganya tekanan inflasi di dalam negeri. Sementara permintaan ekspor masih tertahan. Meskipun disrupsi pasokan masih terjadi, namun harga barang input mulai terindikasi menurun.
“Meningkatnya aktivitas sektor manufaktur juga diikuti dengan meningkatnya pembukaan lapangan kerja yang senantiasa berada pada zona ekspansif selama enam bulan berturut-turut,” tutur Febrio.
Selanjutnya: risiko perlambatan ke depan