TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan realisasi penerimaan dari anggaran pendapatan dan belanja atau APBN 2022. Menurut dia, jika melihat dari posturnya, kondisi APBN 2022 mengalami penyehatan yang baik dan relatif cepat.
“Realisasi APBN 2022 kita sifatnya sementara, ini karena belum diaudit oleh BPK,” ujar dia dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui akun YouTube Kementerian Keuangan pada Selasa, 3 Januari 2023.
Melihat dari pendekatan waktu saat menyusun APBN 2022, kata Sri Mulyani, saat itu pendapatan negara diasumsikan hanya Rp 1.846,1 triliun. Kemudian, direvisi ke atas dengan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2022 menjadi Rp 2.266,2 triliun.
Sementara, kata dia, realisasi yang dikumpulkan adalah 2.626,4 triliun. “Dalam hal ini realisasi ini adalah 115,9 persen dari Perpres 98 yang sudah direvisi kalau dibandingkan APBN awal ini naiknya sudah kemana-mana. Luar biasa lebih tinggi,” kata Sri Mulyani.
Bendahara negara itu mengatakan pendapatan negara tumbuh 30,6 persen dibandingkan tahun lalu yang realisasinya adalah Rp 2.011,3 triliun.
Adapun komposisinya, Sri Mulyani melanjutkan, dimulai dari pajak yang pada awal tahun lalu ditargetkan Rp 1.265 triliun yang direvisi ke atas menjadi Rp 1.485 triliun. Realisasinya yang dikumpulkan Rp 1716,8 triliun atau 115,6 persen dari revisi yang sudah dinaikan.
Selanjutnya: pajak tumbuh 34,3 persen ...