Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nelayan Tak Melaut karena Cuaca Buruk, Harga Ikan Melambung Naik

image-gnews
Sejumlah kapal nelayan yang bersandar saat tidak melaut di Teluk Labuan, Pandeglang, Banten, Minggu, 6 Februari 2022. Menurut nelayan setempat sudah seminggu terakhir ini para nelayan tidak melaut di perairan Selat Sunda akibat adanya aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) serta cuaca buruk. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Sejumlah kapal nelayan yang bersandar saat tidak melaut di Teluk Labuan, Pandeglang, Banten, Minggu, 6 Februari 2022. Menurut nelayan setempat sudah seminggu terakhir ini para nelayan tidak melaut di perairan Selat Sunda akibat adanya aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) serta cuaca buruk. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Akibat cuaca buruk pada musim utara sebagian nelayan di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, beralih profesi menjadi tukang bangunan, bertani dan bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari.

"Saat ini sebagian ada yang menjadi tukang bangunan, serabutan gitu lah, ada juga yang tetap memilih untuk melaut tetapi hanya di pesisir saja," kata Ketua Nelayan Desa Batu Gajah, Ramat di Desa Batu Gajah, Bunguran Timur, Natuna, Jumat 30 Desember 2022.

Ia memperkirakan aktivitas nelayan setempat akan kembali normal pada bulan Februari tahun depan karena telah masuk pada penghujung musim utara.

"Pokoknya tiga bulan ini kami "off" (tidak melaut) tidak seperti biasanya yang sampai ke ZEE sana," ujarnya.

Ia juga mengatakan, karena yang melaut hanya nelayan tertentu dan pada saat tertentu saja berimbas tingginya harga ikan di pasaran lokal.

"Biasa ikan tongkong yang harga 15 sampai 20 ribu per kilo saat ini tidak ada yang jual per kilo lagi, tetapi per ekor, perbandingannya jika normal harganya 30 ribu per ekor, sekarang bisa mencapai 70 bahkan 80 ribu," katanya.

Selanjutnya: ketersediaan stok ikan bagi kebutuhan lokal di daerah itu juga sudah terbatas ...

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

24 menit lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

1 hari lalu

Ilustrasi bau badan. shutterstock.com
Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

Ada beberapa makanan yang memicu timbulnya bau badan. Berikut adalah jenis makanan yang menyebabkan bau badan.


Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

2 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

3 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

6 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

7 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Manfaat Konsumsi Ikan Sarden dan Teri bagi Kesehatan

11 hari lalu

Ikan sarden. Pixabay.com/Dana Tentis
Manfaat Konsumsi Ikan Sarden dan Teri bagi Kesehatan

Mengganti daging merah dengan ikan seperti ikan sarden, herring, hingga ikan teri dapat mencegah 750 ribu kematian setiap tahun pada 2050.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

13 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Bandung Raya Diprediksi Cerah Saat Salat Idul Fitri, Masuk Peralihan Menuju Kemarau

15 hari lalu

Ilustrasi Cuaca Cerah Berawan. Tempo/Fardi Bestari
Bandung Raya Diprediksi Cerah Saat Salat Idul Fitri, Masuk Peralihan Menuju Kemarau

BMKG memperkirakan cuaca Bandung Raya cenderung cerah berawan sejak dinihari menuju hari Idul Fitri, Rabu, 10 April 2024.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

18 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.