Selain Sesi Roemahan, beberapa program musik, seperti Jazz Roemahan, 865 Live Show, hingga House Party digelar demi memfasilitasi para musikus berkarya. Setiap program memiliki genre dan peminatnya masing-masing.
Adapun Sesi Roemahan terbuka untuk semua genre dan ditujukan bagi musikus baru. Berbeda dengan panggung Jazz Roemahan yang dikhususkan bagi genre musik Jazz dan House Party untuk jenis musik elektronik. Sedangkan 865 Live Show umumnya difokuskan bagi musikus yang sudah memiliki banyak katalog untuk dibuatkan live album.
Koleksi buku dan alat musik di sudut kedai kopi Roemah Iponk, Karawaci, Tangerang, 13 Desember 2022. TEMPO/Vania Novie Andini
“Kita ngasih ruang bebas buat mereka, karena di tempat lain ada batasan. Dan kita amaze karena jadi nambah referensi, bisa kenal lebih banyak musisi, denger lebih banyak jenis musik,” tutur Agustin.
Sejak kedai kopi itu berdiri, Roemah Iponk menjadi semakin. Fungsi kedainya multiguna. Kedai yang terletak di lantai satu bahkan sudah terhubung ke studio rekaman di lantai dua agar bisa membuat live record.
Iponk menuturkan target pasarnya yang semula hanya musikus, kini mulai berkembang dan menjangkau segmen lain. Misalnya, produser musik, record labels, manajemen artis, sampai pengunjung umum yang hanya datang untuk sekadar minum kopi. Menurutnya, kehidupan berkumpul dapat membantu karir para musikus dan mengoptimalkan ruang yang ada agar menghidupkan ekosistem. “Saya pikir kalau komunitas kreatif ini semuanya saling berkumpul, akhirnya banyak musikus yang kerja bareng karna ketemunya di sini,” ucap Iponk.
Beberapa bulan lalu, Roemah Iponk bekerja sama dengan Earhouse Songwriting Club milik musikus Endah N Rhesa untuk menggelar kegiatan kolektif songwriting. Dalam kesempatan tersebut, sebanyak 21 orang penulis lagu berkolaborasi membuat lirik. Mereka berbarengan membidani sebuah lagu.
“Jadi waktu itu lagunya spontan dibikin sama yang dateng, udah gitu direkam hari itu juga dan dirilis di digital platform,” kata Agustin.
Selain saling bertemu dan bersinergi di dalam komunitas, Agustin berharap kehadiran Roemah Iponk membuat ekosistem di industri musik jadi lebih berkembang dan bisa menghubungkan pekerja kreatif. Menurutnya, keberadaan kedai kopi di Roemah Iponk merupakan salah satu media untuk mewujudkan hal tersebut karena ruang itu menjadi tempat umum bagi siapapun dan dapat menjangkau orang-orang dari berbagai latar belakang.
“Kita melihat tempat ini sebagai tempat dimana kita saling berbagi ruang untuk berkembang sebagai pekerja kreatif gitu, dan network juga,” ujarnya.