TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) mencatat ada periode sepi wasatawan saat libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru kali ini. Wakil Ketua Asita Budijanto Ardiansjah mengatakan periode setelah tanggal 25 Desember 2022 itu terbilang sepi, tapi ketika setelah 29 Desember bisa ramai kembali.
“Kalau saya lihat sih sebenarnya memang tidak sesuai perkiraan. Artinya di masa-masa setelah Natal ini, memang terjadi periode kosong, ada 4 hari,” ujar Budijanto melalui sambungan telepon pada Rabu malam, 28 Desember 2022.
Baca: Cuaca Ekstrem Saat Libur Nataru, Asita: Belum Ada Laporan Pembatalan Perjalanan Wisata
Penyebabnya, Budijanto melanjutkan, karena tahun ini dari pemerintah tidak cuti bersama. Bahkan waktu liburnya hanya akhir pekan, karena Natal dan Tahun Baru terjadi pada Ahad, dan membuat kesempatan masyarakat untuk berwisata itu terbagi.
“Ada yang tidak bisa panjang (liburannya), hanya di Natal atau nanti di Tahun Baru. Ini mungkin memang akan bisa menyebabkan turunnya estimasi isian dari hotel-hotel, mungkin bisa sebanyak 20 persen,” tutur Budijanto.
Adapaun soal dampak cuaca ekstrem di malam pergantian tahun, Budijanto mengaku belum mendapatkan laporan mengenai pembatalan perjalanan wisata. “Belum ada sih (laporan pembatalan),” ucap dia.
Menurut dia, perjalanan wisata di akhir tahun biasanya sudah jauh-jauh hari pemesanannya. “Jadi kita belum dengar ada laporan masif untuk pembatalan. Saya rasa di lapangan mungkin ada satu atau dua. tapi tidak terlalu terdampak ya,” kata dia.
Asita pun mengimbau kepada para wisatawan yang akan melakukan perjalanan akhir tahun harus memperhatikan terus informai dari BMKG atau pun stakeholder lainnya. Pasalnya, ini menyangkut masalah misalnya paket tiket perjalanan yang terkadang tidak bisa refund.
“Karena masalahnya kan kadang-kadang operator tidak mau tahu termasuk hotel dan sebagainya kan mereka kalau enggak datang kan dianggap no show,” tutur Budijanto.
Sedangkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengimbau masyarakat yang hendak pergi berwisata untuk berhati-hati menyusul cuaca ekstrem selama libur Nataru. Menurut dia, beberapa destinasi wisata unggulan, ada cuaca ekstrem seperti gelombang yang tinggi, curah hujan yang melebihi prediksi.
“Ini para wisatawan harus mengantisipasi dan berhati-hati, utamakan keselamatan," ujar Sandiaga beberapa waktu lalu.
Dia menyarankan agar wisatawan berkoordinasi dengan aparat soal tujuan wisata sebelum berpergian. Hal ini untuk memastikan kunjungan wisata dapat berjalan aman, nyaman, dan menyenangkan. Ia juga mewanti-wanti pelaksana konser musik yang biasanya ramai di akhir tahun memperhatikan protokol keselamatan.
Apalagi, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menyebut cuaca ekstrem terjadi saat kunjungan wisatawan sedang tinggi karena libur Nataru kali ini. "Jumlah pergerakan yang diantisipasi sekitar 44-45 juta, ini dapat dipantau dalam pergerakan termasuk juga di beberapa destinasi wisata yang meningkat secara signifikan kunjungannya," kata Sandaiga.
MOH KHORY ALFARIZI | M JULNIS FIRMANSYAH
Baca juga: Terkini: Dampak Cuaca Ekstrem Terhadap Perjalanan Wisata, Profil Bendungan Beringin Sila Rp 1,72 T
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.