TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom memperkirakan inflasi pada akhir 2022 akan mencapai tingkat di bawah 6 persen, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Ekonom makro ekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan inflasi pada akhir tahun akan mencapai kisaran 5,34 persen hingga 5,45 persen.
“Pendorongnya adalah selama ini harga BBM yang meningkat untuk keseluruhan tahun 2022 dan tekanan pada harga pangan serta pulihnya daya beli masyarakat,” katanya kepada Bisnis, Rabu 28 Desember 2022.
Riefky mengatakan, pada akhir tahun, momentum Natal dan tahun baru akan memberikan tekanan pada inflasi, namun menurutnya kenaikan inflasi tidak akan terlalu tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Pada November 2022, inflasi umum tercatat melanjutkan tren perlambatan menjadi sebesar 5,42 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari 5,71 persen pada Oktober 2022.
Secara tahunan, harga bahan makanan bergejolak mengalami penurunan inflasi dari 7,19 persen yoy ke 5,70 persen yoy pada November. Secara bulanan, kelompok makanan bergejolak bahkan mencatatkan deflasi sebesar 0,22 persen (month-to-month/mtm).
Selanjutnya: dampak dari kenaikan harga BBM relatif lebih rendah ...