Bahkan, penerbangan lintas atau overflying sudah mencapai angka 81 persen dibandingkan dengan kondisi normal. "Kami yakin, ke depan kondisi pergerakan rute internasional dan overflying akan semakin membaik seiring kesehatan pariwisata di industri penerbangan,” papar Polana.
Jika dibandingkan dengan grafik penerbangan pada November 2021 dan 2022, AirNav melayani total 123.454 penerbangan dan di tahun 2022 telah melayani 135.700 penerbangan di seluruh ruang udara Indonesia. “Angka ini naik 22 persen dibandingkan dengan pergerakan yang kami layani pada November 2021, yakni 123.454. Terlihat tren pergerakan pesawat udara sejak Triwulan I 2021 sampai dengan saat ini terus meningkat dan berangsur pulih,” terangnya.
Posko monitoring Nataru, dilaksanakan oleh AirNav Indonesia sejak 18 Desember 2022 lalu, dan akan ditutup Rabu 4 Januari 2023. AirNav Indonesia telah mengimplementasikan protokol kesehatan ketat agar para petugas navigasi penerbangan di lapangan tetap sehat dan terhindar dari virus COVID-19.
Polana memastikan pengecekan terhadap fasilitas dan peralatan navigasi penerbangan dilakukan secara berkala. Pengawasan flight plan dan fleksibilitas slot penerbangan dapat diakses melalui aplikasi berbasis daring yaitu web flight plan dan aplikasi CHRONOS. Publikasi informasi aeronautika berupa notice to airmen (NOTAM) dan ASHTAM (gunung berapi) juga telah disiagakan bila ada kondisi darurat.
“Kami memastikan telah merancang contingency plan untuk seluruh potensi gangguan keselamatan yang mungkin muncul mulai dari keadaan cuaca buruk, erupsi gunung berapi maupun gangguan keselamatan lainnya” kata Polana.
Baca Juga: Permintaan Slot Penerbangan Melonjak 84 Persen, Menhub: Kalau Tidak Efisien, Tidak Diberikan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.