TEMPO.CO, Jakarta - Head of Macroeconomic & Financial Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina memproyeksikan nilai tukar rupiah akan berkisar pada Rp15.000 sampai Rp15.200 per dolar Amerika Serikat pada 2023.
"Kami masih memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.000 sampai Rp15.200 per dolar AS karena faktor ketidakpastian yang masih tinggi. Kalau surplus neraca dagang lebih rendah, rupiah berpotensi melemah," katanya dalam Mandiri Economic Outlook Kuartal IV 2022 yang dipantau di Jakarta, Selasa 20 Desember 2022.
Baca: Rupiah Menguat Tipis di 15.596 per Dolar AS, Analis: Dipengaruhi Pertumbuhan Domestik
Hanya saja, pada akhir tahun 2022 ini terdapat capital inflow atau aliran modal asing masuk ke obligasi Indonesia yang akan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Jadi, kalau tahun depan, kita perhatikan siklusnya mungkin menuju akhir tahun sentimen akan membaik dengan berbagai faktor ekonomi global, seperti inflasi dan suku bunga acuan yang terkendali," imbuhnya.
Dengan perbaikan sentimen secara global, investor asing berpotensi lebih banyak masuk ke obligasi Indonesia yang memengaruhi nilai tukar rupiah.
Selanjutnya: ketidakpastian geopolitik menjadi salah satu risiko yang sulit diukur ...