TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) terjadi pada Ahad sore, 18 Desember 2022 sekitar pukul 17.00 WIB. Sebelumnya, beredar dua video di media sosial yang menunjukkan satu gerbong kereta keluar dari lintasan proyek kereta cepat yang tengah digarap PT KCIC.
Dalam video tersebut, terlihat ada satu gerbong kereta berwarna hijau dengan kelir putih. Di tengah gerbong tampak tulisan berbahasa Cina berwarna kuning. Kereta tersebut terlihat tergelimpang.
Baca: Kecelakaan Kereta Cepat, Ridwan Kamil ke KCIC: Pokoknya Juni, Jangan Melar Lagi
Untuk mengecek kecelakaan kereta cepat tersebut, Polri menurunkan tim dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) dan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis). Berikut Sederet fakta dari kecelakaan tersebut.
1. Bukan rangkaian KCJB
GM Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) Rahadian Ratry menjelaskan kereta yang anjlok bukan rangkaian KCJB melainkan Kereta kerja berupa Lokomotif Kerja dan Mesin Pemasangan Rel (ballasted). Kecelakaan terjadi saat sedang pemasangan rel.
Lokomotif kereta cepat melaju kencang dari wilayah Kicau Bojong Koneng. Setibanya di lokasi kejadian, di Kampung Cempaka Mekar, kereta itu lepas dari ujung rel yang sedang dipasang dan terjadi tabrakan dengan kereta teknis.
2. Proses pembangunan tetap berjalan
Adapun proses pembangunan di area kerja KCJB tetap berjalan. Rahadian berujar pembangunan stasiun dan pemasangan subsistem perkeretaapian di area KCJB tetap dilakukan sesuai prosedur dan jadwal yang telah ditetapkan, termasuk pemasangan rel tanpa balas.
Namun Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memungkinkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung disetop sementara untuk kepentingan investigasi usai kereta kerja anjlok.
Selanjutnya: “Untuk kepentingan investigasi..."