TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menilai kereta kerja milik proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang anjlok itu tak lepas dari masalah kejar tayang yang sudah ditargetkan. Sepur kilat itu ditargetkan beroperasi pada Juni 2023.
“Seharusnya kalau ngomongin safety itu tidak hanya dalam operasional, tapi safety ketika konstruksi, ketika pra operasi termasuk uji coba,” ujar dia melalui sambugan telepon pada Senin, 19 Desember 2022.
Baca juga: Kereta Kerja Milik Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diduga Anjlok, KCIC Investigasi
Menurut Aditya, kejadian kecelakaan dalam konstruksi dalam proyek yang digarap PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, kata dia, ada kecelakaan pipa gas PT Pertamina (Persero) yang terbakar, lalu banjing di tol, bahkan sempat ada pilar yang diambrukan dan menimpa eskavator. “Karena ada penyimpangan.”
Dari beberapa kejadian tersebut, Aditya melanjutkan, seharusnya penyelenggara proyek mengambil kesimpulan agar proyek tersebut bisa dikerjakan secara prudent dan sifatnya tidak kejar tayang. Dia juga mempertanyakan apa urgensinya kereta cepat itu harus beroperasi Juni 2023, sampai mengorbankan keamanan atau safety.
“Ini nyawanya dua meninggal kalau saya enggak salah ya. Apa lagi ada korban jiwa, jadi saya pikir ayolah kita evaluasi lagi,” kata Aditya.
Selanjutnya: target Juni 2023 itu realistis atau target yang dipaksakan ...