Rupiah kemarin ditutup di level 15.598 per dolar AS. Kurs rupiah menguat 21 poin atau 0,13 persen ketimbang posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.619 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan penilaian prospek dari Fitch menilai soal prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah tergolong baik karena memiliki nilai ekspor yang kuat itu turut mendorong penguatan rupiah.
"Indonesia memiliki posisi yang lebih baik dibandingkan negara-negara peers, salah satunya karena posisi Indonesia sebagai negara pengekspor komoditas," kata Ibrahim.
Dengan kinerja ekspor yang kuat dan pemulihan ekonomi domestik yang terus berlangsung, Fitch memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan mencapai 5,2 persen.
Namun Fitch juga mengingatkan masih ada dua tantangan yang dihadapi. Dua tantangan itu adala penerimaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan indikator struktural, seperti tata kelola yang dinilai masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain pada peringkat kredit yang sama.
Seperti halnya negara-negara lain, Indonesia saat ini juga menghadapi peningkatan imbal hasil obligasi negara dan pelemahan nilai tukar terhadap dolar AS.
ANTARA
Baca juga: Gubernur BI Beberkan 5 Masalah Ekonomi Global yang Akan Dihadapi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.