TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memaparkan kinerja asuransi pada kuartal III 2022. Hasilnya, aset industri asuransi mengalami penurunan secara year on year.
“Industri asuransi secara keseluruhan mengalami kontraksi 29,4 persen. Asetnya mengkerut dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 1 triliun,” kata Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik dan Riset, Trinita Situmeang dalam konferensi pers yang dilaksanakan secara daring, Jumat, 16 Desember 2022.
Namun bila ditilik lebih jauh, aset industri asuransi umum naik tipis 6,8 persen pada kuartal yang sama. Aset tumbuh menjadi Rp 195,8 triliun dari semula Rp 183,2 triliun. Sedangkan aset industri reasuransi naik 11,7 persen menjadi Rp 34,1 triliun.
Sementara itu, pada premi industri asuransi umum juga mengalami kenaikan 19,9 persen menjadi Rp 67 triliun dibandingkan tahun lalu di periode yang sama, yakni Rp 55,8 triliun. Premi industri reasuransi naik 11,7 persen menjadi Rp 18,5 triliun. Lalu premi industri asuransi secara keseluruhan tumbuh 3,4 persen menjadi Rp 395,9 triliun.
Baca: OJK Akan Telusuri Aset dan Harta Pribadi Pemegang Saham Pengendali Wanaartha Life
“Untuk klaim industri asuransi umum, despite of kontraksi yang terjadi di industri asuransi secara keseluruhan, ternyata klaimnya (secara keseluruhan) tumbuh 11,9 persen menjadi 286,2 triliun dari 255,8 triliun,” ucap Trinita.
Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwyanto mengatakan data yang disajikan oleh asosiasinya merupakan kompilasi yang diterima dari 74 perusahaan asuransi umum dan tujuh perusahaan reasuransi periode Januari hingga September 2022. Industri jasa keuangan dan asuransi disebut telah mendorong pertumbuhan ekonomi dan menyumbang produk domestik bruto (PDB).
Harga konstan jasa keuangan dan asuransi mengalami kenaikan menjadi Rp 116,9 triliun dibandingkan tahun lalu 115,9 triliun. Untuk pertumbuhan secara year-on-year, jasa keuangan dan asuransi tumbuh 0,87 persen (yoy). Sementara itu, klaim asuransi umum tumbuh 25,2 persen menjadi Rp 27,5 triliun dari sebelumnya Rp 22 triliun. Sedangkan klaim reasuransi naik 19,1 persen menjadi Rp 9,3 triliun dari sebelumnya Rp 7,8 triliun.
“Secara paralel, AAUI terus meningkatkan edukasi dan literasi serta memperluas informasi perihal pemanfaatan asuransi dalam memperkuat finansial dengan mengantisiapsi resiko yang ada,” ujar Bern.
DEFARA DHANYA PARAMITHA
Baca juga: Ini Janji Bos OJK Usai Cabut Izin Wanaartha Life
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.