"Selama dia memang perusahaannya masih rugi, tapi menunjukkan proses perbaikan. Berarti arah GOTO untuk mencapai profitabilitas itu sudah semakin dekat dan ini adalah proses yang mesti kita perhatikan juga," ujar Nico kepada Bisnis.
Selain itu, Nico menyebut GOTO saat ini memimpin ekosistem digital di Indonesia. Masyarakat kini menggunakan produk GOTO bukan hanya berdasarkan keinginan, tetapi atas dasar kebutuhan hidup. User experience dari layanan GOTO juga disebut mampu meningkatkan user engagement yang mendorong peningkatan transaksi.
Terkait dengan penurunan harga saham usai masa penguncian (lock-up), Nico mengatakan bahwa bisnis GOTO merupakan komitmen jangka panjang sehingga akan ada titik masuk dan juga titik keluar dari para investor.
"Ada investor yang pergi, tapi ada juga investor yang bertahan atau ada juga investor yang akan datang untuk masuk. Tentu ini semua kembali laig kepada sektor bisnis dari masing-masing investor," jelas Nico.
Saham GOTO konsisten menyentuh level auto rejection bawah (ARB) sejak 28 November 2022. Nico menilai penurunan harga saham ini disebabkan oleh mekanisme pasar yang dipengaruhi oleh sentimen perekonomian secara makro.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini