Sepanjang tahun ini pasar obligasi global mengalami tekanan setelah kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunganya secara agresif. Imbal hasil (yield) SBN Indonesia juga sempat melonjak ke level tertingginya dalam 2 tahun pada Oktober 2022.
Tren tersebut mulai berbalik setelah The Fed diprediksi akan melunakkan laju kenaikan suku bunganya. Sebuah indeks obligasi Indonesia mencatatkan return sebesar 2,3 persen untuk investor berdenominasi dolar AS pada November 2022, atau yang tertinggi sejak Agustus 2021.
Adapun, pada Selasa 6 Desember 2022 kemarin pemerintah telah menyelesaikan seluruh lelang SUN untuk tahun 2022. Pada lelang terakhir tersebut, pemerintah mencatatkan penawaran yang masuk sebesar Rp27,66 triliun dengan jumlah dimenangkan Rp15,5 triliun.
“Sesuai kalender penerbitan SBN, pemerintah melakukan lelang SBN terakhir di tahun ini pada 6 Desember 2022,” Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto dalam keterangan resminya.
Suminto memaparkan di tengah kondisi pasar yang cukup volatil sepanjang tahun, pemerintah telah berhasil menyelesaikan lelang SBN sesuai jadwal yang ditetapkan serta memenuhi kebutuhan pembiayaan yang diperlukan.
Sementara itu, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan pada lelang kemarin, minat investor non residen meningkat menjadi Rp6,93 triliun dari Rp6,40 triliun pada lelang sebelumnya.
Jumlah penawaran masuk (incoming bids) dari investor non residen mayoritas pada seri SUN tenor panjang atau lebih dari 10 tahun sebesat Rp6,48 triliun atau 93,5 persen dari total penawaran investor asing dan dimenangkan sebesar Rp5,77 triliun atau 37,26 persen dari total penawaran yang dimenangkan (awarded bids).
Deni menjelaskan seri SUN tenor 6 dan 11 tahun kembali mendominasi permintaan investor pada lelang, dengan jumlah incoming bids dan awarded bids masing-masing sebesar 58,91 persen dari total penawaran masuk dan 42 persen dari total awarded bids.
Selain itu, incoming bids terbesar pada tenor 11 tahun yaitu Rp9,07 triliun atau 32,78 persen dari total incoming bids dan dimenangkan sebesar Rp6,50 triliun, 42 persen dari total awarded bids.
BISNIS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini