Beras komersial impor itu akan menjadi persediaan akhir tahun ini sampai menunggu panen raya pada Februari hingga Maret 2023. Selanjutnya, pemerintah melalui Bulog akan menyerap hasil panen dalam negeri pada Februari hingga Maret 2023.
Harga gabah petani diyakini terjaga
Dengan langkah itu, Arief berharap stok Bulog dapat kembali mencapai 1,2 juta ton. Dengan kesediaan cadangan beras yang cukup, ia optimistis harga gabah di tingkat petani juga akan terjaga. Nantinya cadangan beras akan dikeluarkan ke pasar pada saat produksi dalam negeri berkurang di akhir tahun.
Kendati demikian, Arief menilai pemenuhan cadangan beras itu tidak serta-merta menunjukan produksi beras nasional tidak mencukupi. Pasalnya, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) hasil produksi dalam negeri surplus sekitar 1.7 juta ton.
Produksi beras nasional Januari hingga Desember 2022 pun diproyeksikan sebesar 31,90 juta ton. Sementara kebutuhan beras nasional tahun 2022 sekitar 30,2 juta ton, sehingga diproyeksikan bakal ada surplus beras sekitar 1,7 juta ton.
Untuk memastikan akurasi dan kesiapan data stok beras nasional, akan dilakukan verifikasi di lapangan pada 31 Desember 2022. Survei akan dilaksanakan oleh Badan Pangan Nasional, BPS, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk mengetahui mengenai jumlah stok beras yang ada di seluruh Indonesia.
Baca juga: Buka Suara Perbedaan Data Beras dari Kementan dan Bulog, Ini Penjelasan Lengkap BPS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.