Soal tanggapan atas rencana impor beras sebelumnya disampaikan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan melakukan peninjauan dan kalkulasi ulang dalam rangka menjaga stok beras di Badan Urusan Logistik (Bulog), salah satunya melalui impor beras.
Kapan impor beras dilakukan
“Sekarang ini stok beras sedang ditinjau dan dihitung kembali kecukupannya, apabila kurang maka (Pemerintah) akan melakukan impor. Tetapi bila cukup (stok beras), maka tidak jadi impor. Jadi itu sifatnya kalau ada kekurangan saja,” kata Ma'ruf, Senin, 5 Desember 2022.
Ia juga mendorong agar upaya intensifikasi pertanian terus dilakukan agar tak terjadi kelangkaan pangan terutama beras, khususnya untuk menghadapi krisis pangan yang tengah melanda dunia saat ini.
“Ya kita memang sudah mengantisipasi untuk melakukan berbagai upaya-upaya terutama masalah beras serta kebutuhan yang lainnya dan melalui upaya intensifikasi,” ujarnya.
Dalam kunjungan kerjanya ke Sulawesi Selatan (Sulsel) tempo hari, Ma'ruf Amin sempat menanyakan apa yang dilakukan pemerintah daerah (pemda) dalam menghadapi krisis pangan. "Mereka melakukan intensifikasi berbagai hal, baik dari bibit, pengelolaan tanah, dan ternyata naik 250.000 ton pada 2022," imbuhnya.
Meski begitu, kata Ma'ruf, masih ada daerah-daerah yang mengalami gagal panen. "Jadi ini ada di daerah-daerah yang lain dan mungkin juga yang tidak berhasil. Menurut laporan diperkirakan memang terpenuhi, tetapi memang mungkin ada panen-panen yang kebanjiran di beberapa daerah, karena itu sekali lagi sekarang ini stok beras sedang ditinjau dan dihitung kembali kecukupannya," ungkapnya.
BISNIS
Baca juga: Buka Suara Perbedaan Data Beras dari Kementan dan Bulog, Ini Penjelasan Lengkap BPS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.