Konsumsi domestik yang besar, menurut Purbaya, telah meredam dampak guncangan ekonomi global terhadap perekonomian nasional. Konsumsi domestik sendiri berkontribusi 50,38 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Senada dengan Mahendra, Purbaya juga menyatakan bahwa indeks PMI masih tercatat berada pada level yang ekspansif. “Apabila kita melihat indikator-indikator ekonomi riil juga masih menunjukkan tren yang baik. Penjualan retail tumbuh positif diiringi oleh peningkatan optimisme konsumen,” katanya.
Ia menyebutkan sektor perbankan nasional juga optimistis dan terlihat dari intermediasi yang terus membaik seiring dengan pemulihan ekonomi Tanah Air. Penyaluran kredit perbankan tumbuh sebesar 11,9 persen yoy pada Oktober 2022.
Di saat yang sama, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 9,4 persen yoy, yang mengindikasikan dana mulai kembali mengalir ke sektor riil untuk menggerakkan perekonomian.
“Industri perbankan nasional kita masih dalam kondisi yang stabil. Level permodalan bank secara nasional sangat tebal, berada di angka 25,12 persen per September 2022," tutur Purbaya. Selama pandemi terbukti perbankan nasional tidak mengalami permasalahan berat salah satunya karena permodalannya yang sangat tinggi.
RIANI SANUSI PUTRI | BISNIS
Baca juga: Izin Usaha Asuransi Wanaartha Life Dicabut, Bagaimana dengan Bumiputera?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.