TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad meminta pemerintah menyusun skenario khusus untuk menghadapi kondisi ekonomi 2023. Selain krisis global, Indonesia akan menghadapi tantangan tahun politik.
“Indonesia harus memiliki skenario-skenario bagaimana menghadapi uncertainty (ketidakpastian) yang cukup tinggi di tahun depan,” ujar dia dalam diskusi hybrid bertajuk ‘Mengelola Ketidakpastian Ekonomi di Tahun Politik’ pada Senin, 5 Desember 2022.
Dari sisi global, Indef melihat tantangan bagi ekonomi Indonesia bermuasal dari krisis karena perang Rusia dan Ukraina yang tak pasti kapan akan berakhir. Kemungkinan pertama kedua negara, ujar dia, diperkirakan masih akan terus berperang sampai akhir tahun depan.
Baca juga: Sri Mulyani Targetkan Pendapatan Negara Tahun Depan Rp 2.463 T: Cermin Kehati-hatian
Kemungkinan kedua, Presiden Ukraina bertemu dan menegosiasikan situasi geopolitik dengan Presiden Rusia. “Itu butuh situasi yang cukup rumit di Rusia sendiri, sehingga itu juga sulit untuk kita prediksi,” ucap Tauhid.
Sedangkan kemungkinan ketiga, salah satu pihak itu menang entah Rusia atau Ukraina. Sehingga, akan menimbulkan satu polemik baru yang berkepanjangan. Jika Rusia menang, Tauhid menuturkan situasi tersebut akan berimplikasi terhadap sanksi ekonomi yang bertubi-tubi.
Tauhid berpendapat situasi itu cukup menggambarkan bahwa dunia begitu gelap pada tahun mendatang. “Untuk itu, saya kira hal ini akan berimplikasi ke dalam situasi domestik di dalam negeri,” tutur Tauhid.
Sedangkan dari faktor internal, Indonesia akan menghadapi tahun politik yang menantang dan penuh tidak kepastian pada 2023. Jika melihat data stock exchange, saat pemilu, tren indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan dari saat ini di level 7.000.
“Belum lagi nanti bicara global, inflasi, nilai tukar rupiah, dan sebagainya. Saya kira ini satu tanda bahwa memang Indonesia harus memiliki skenario, bagaimana menghadapi uncertainty yang cukup tinggi di tahun depan,” kata Tauhid.
Baca: Ekonomi Mulai Bangkit, Sri Mulyani Sebut Defisit APBN Tahun Ini Turun jadi Rp 598 T
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.