Dalam pertemuan G20 di Bali pada November, Common Framework yang terdiri dari kreditur kaya tradisional bersama China telah berupaya untuk merestrukturisasi utang dari negara berpendapatan rendah melalui cara case by case. Terdapat tiga negara yang menandatangani perjanjian ini, seperti Chad, Ethiopia, Zambia.
"Beberapa negara telah menunggu 2 tahun untuk memulai proses restrukturisasi utang, maka ada tanggung jawab untuk membuat proses yang bisa bekerja lebih baik dan tanggung jawab China untuk melakukan proses tersebut," ungkap Malpass.
Malpass mengatakan akan berangkat ke China bersama Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgiva dalam perjalanannya ke China pada pekan depan untuk membahas permasalahan utang.
Kepala International Monetary Fund (IMF) akan mulai menekan China untuk mengakselerasi penciptaan solusi seiring degan membengkaknya utang di negara miskin. Hal itu akan disampaikan dala kunjungannya ke Beijing bersama Malpass pada pekan depan.
"Kita tidak memiliki banyak waktu untuk mencari resolusi karena kita dihadapkan oleh permasalahan utang yang signifikan dan menyebar luas. Kami sangat ingin melihat China - salah satu yang terbesar, yang sebenarnya kreditur bilateral terbesar - mengambil tanggung jawab untuk mencari tahu bagaimana kami dapat mempercepat resolusi itu," kata Georgiva.
BISNIS
Baca: Jokowi Tagih Bank Dunia 100 Miliar Dolar AS untuk Nol Emisi Karbon
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini