TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara kelompok G7 dan Australia bersepakat membatasi harga minyak mentah Rusia US$ 60 per barel. Pembatasan ini akan berlaku mulai Senin, 5 Desember 2022.
"Koalisi mempertimbangkan tindakan lebih lanjut untuk memastikan efektivitas batas harga," berikut bunyi pernyataan Resmi G7 seperti dikutip Reuters.
Pengumuman itu muncul pasca-27 negara anggota Uni Eropa menyetujui batas harga minyak Rusia. Negara-negara G7 mengatakan mereka mengantisipasi adanya pasokan yang terputus secara tiba-tiba.
Baca juga: Aramco Naikkan Harga Minyak Mentah untuk Amerika
G7 bersepakat tidak menyetop sepenuhnya perjanjian minyak mentah dengan Rusia untuk menghindari krisis energi dan lonjakan inflasi yang berkepanjangan. Namun, negara-negara ini berniat mengurangi pendapatan Rusia dari penjualan minyak, sekaligus mencegah lonjakan harga acuan global.
Bila mengacu pada minyak mentah Brent, yang menjadi patokan internasional, harga tersebut lebih tinggi ketimbang batas yang ditetapkan untuk minyak Rusia. Brent diperdagangkan sekitar US$ 85 per barel baru-baru ini.
Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan kesepakatan itu belum pernah terjadi sebelumnya dan menunjukkan sikap koalisi untuk menentang perang Rusia. Sementara itu, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, menegaskan Rusia akan melihat ppenurunan pendaptan signifikan karena penjualan minyaknya setelah sebelumnya sempat mematok harga US$ 100 per barel.
REUTERS | ANTARA
Baca Juga: Uni Emirat Arab Dukung Keputusan Saudi di OPEC+
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.